Ungkapan Isi Hati Para Guru yang Megabdi di Puncak, Keamanan Yang Utama

Bupati Puncak Papua Willem Wandik,SE.M.Si, dan PLT.Sekretaris daerah Kabupaten Puncak Papua Ir.Darwin Tobing,MM, secara simbolis menyerahkan SK pengangkatan sebagai guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK),kepada 32 guru di Kabupaten Puncak,yang diserahkan langsung olehsela-sela doa dan ibadah pemulihan pendidikan di Kabupaten Puncak Papua,bertempat di Halaman SMAN 1 Ilaga, Kamis,8 September.
banner 468x60

ILAGA- Wajah kedua guru di Kabupaten Puncak Papua, pak Yohanes Pongpabia,S.Pd,dan ibu guru Berti Tanesa,S.Pd,begitu gembira,ketika keduanya dipanggil mewakili 32 rekan guru lainnya, menerima SK pengangkatan sebagai Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK),yang diserahkan langsung oleh Bupati Puncak Papua Willem Wandik,SE.M.Si, dan PLT.Sekretaris daerah Kabupaten Puncak Papua Ir.Darwin Tobing,MM.

Penyerahan dilakukan disela-sela doa dan ibadah pemulihan pendidikan di Kabupaten Puncak Papua,bertempat di Halaman SMAN 1 Ilaga, Kamis,8 September.

banner 325x300

Meski rawut wajah keduanya gembira,namun keduanya juga tidak bisa menyembuyikan keprihatinan maupun kesedihan namun terkait kondisi pendidikan di Kabupaten Puncak Papua,yang belum bisa berjalan maksimal,lantaran kondisi keamanan yang tidak mendukung proses pendidikan di Kabupaten Puncak Papua,terutama di dua Distrik Ilaga dan Distrik Beoga.

Karena seperti diketahui, kondisi pendidikan di Kabupaten Puncak Papua, dua tahun terakhir ini sejak 2020,sempat di tidak berjalan mulus seperti di daerah lain, ini karena persoalan kondisi keamanan yang kurang kondusif, sehingga sekolah dari PAUD,SD,SMP dan SMA di Distrik Ilaga dan Beoga, terpaksa tidak melaksanakan pembelajaran tatap muka sejak 2020 lalu,banyak guru-guru terutama guru dari nusantara memilih mengungsi,keluar Distrik Beoga dan Ilaga,demi keamanan.

Pak Yohanes Pongpabia, guru bahasa Inggris di SMPN 1 Kimak,Ilaga ini,menceritakan pengalamannya dengan beberapa rekan guru,meski kondisi keamanan kurang kondusif,terutama saat aksi penyerangan KSB, sejak 2020 sampai awal 2022,dirinya dan beberapa rekan gurunya berinisiatif untuk tetap mengajar,namun belajar tatap muka lebih banyak menggunakan rumah mereka atau gedung yang berada di pusat Kota.

“Waktu ada buyi tembakan di sini,kami mengajar di rumah,namun karena kondisi murid tamba banyak,terpaksa kami pakai Aula negelar,untuk mengajar,memang kurang bagus,tapi mau bagaimana,lebih bagus kita ajar,dari pada tidak sama sekali,karena kami sayang anak-anak ini,”ujarnya dengan sedih.

“Kondisi di Kabupaten Puncak sangat tidak aman, dua tahun terakhir,meski begitu kami berusaha untuk mengajar anak murid kita di rumah kita,rumah yang dekat dengan kota,”ungkapnya.

“Saya percaya bahwa kabupaten ini akan dipulihkan ketika masyarakat Puncak semua takut akan Tuhan,sebab kunci pemulihan Kabupaten ini ada digenerasi muda saat ini,anak-anak ini berpendidikan maka ke depan, pikiran mereka cerdas, maka mereka akan membangun daerah Puncak,”tukasnya.

Sementara itu rekannya Ibu Berti Tanesa,yang berprofesi sebagai guru bahasa Indonesia di SMPN Kimak,Ilaga,mengaku,faktor keamanan sangat mendukung maju tidaknya pendidikan, dirinya berharap harus ada jaminan keamanan bagi para guru,karena guru yang mengabdi di Kabupaten Puncak papua adalah guru-guru yang luar biasa,meski kondisi geografis dan keamanan tidak kondusif,namun mereka bisa mengabdi di Kabupaten Puncak Papua.

“Saya berharap SK ini menjadi sebagai motivasi,sehingga para guru lebih mengabdi,dan terutama menghilangkan kemasalan,karena banyak guru terdata,namun yang kerja di lapangan hanya sedikit,bahkan ada yang urus pangkat dan asal terima gaji buta,tapi tidak pernah mengajar,ini yang harus diperhatikan oleh pemerintah,”tambahnya.

“Anak-anak kabupaten Puncak papua tidak kalah pintar dengan anak-anak diluar Puncak,bahkan ada yang sudah ke universitas ternama di Indonesia,bahkan luar negeri,meski kami mengajar dengan kondisi terbatas,apalagi kalau kondisi aman, pasti anak-anak kami lebih pintar,”ungkapnya

Ya,untuk diketahui,Sebanyak 32 Guru honorer di Kabupaten Puncak Papua berubah status menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Dengan perubahan status honorer menjadi PPK ini 32 guru ini akan mendapatkan gaji dan tunjangan seperti yang sudah didapatkan oleh PNS.

Program pengangkatan guru melalui PPPK ini merupakan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek),bekerja sama dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Badan Kepegawaian Negara (BKN), serta pemerintah daerah,dalam rangka mengatasi kekurangan guru di Indonesia serta dalam rangka mendukung program pemerintah yaitu Merdeka Belajar.

Perubahan status dari honorer ke ASN PPPK akan membawa jaminan kesejahteraan ekonomi bagi guru, yang meliputi gaji dan tunjangan profesi. Kedua, perubahan status akan memungkinkan lebih banyak guru mengikuti program-program peningkatan kompetensi dan sertifikasi. Peningkatan kompetensi ini sangat penting untuk jaminan ekonomi dan karier jangka panjang guru.

Bupati Puncak Papua Willem Wandik menyampaikan selamat kepada para guru yang sudah menerima SK PPPK yang merupakan program pemerintah pusat melalui kementerian pendidikan.

“Saya sampaikan selamat datang dan selamat bekerja,mengabid di Kabupaten Puncak,jerih payah bapak ibu akan diperhitungkan Tuhan, lewat pengabdian kalian akan muncur generasi masa depan Kabupaten Puncak Papua,di masa yang akan datang,”ungkap Bupati saat menyerahkan SK.

Willem Wandik berharap program PPPK ini bisa terus dilaksanakan secara berkelanjutan. Mengingat, masih banyak guru yang berstatus honorer dan belum lolos ambang batas kelulusan. Di sisi lain, dia berharap dari peningkatan status ini bisa menjadi motivasi bagi para guru-guru untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas dalam mengajar.

 “Kondisi di Kabupaten Puncak ini sangat bedah dengan Kabupaten lain, terutama keamanan dan geografis, kita berharap semua pihak mendukung kerja para guru ini, terutama orang tua,tokoh adat,tokoh agama, masyarakat,perempuan,para orang tua, sehingga para guru ini betah dan bisa mendidik anak-anak kami,karena pelanggaran ham terbesar,ketika anak-anak kita tidak sekolah,”tambahnya.(Diskminfo Puncak papua)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *