ILAGA iNFOPAPUA.ID – Senjata tidak bisa dipakai untuk membangun daerah,karena pembangunan hanya didibangun dengan ketika kondisi daerah aman dan damai,bunyi senjata justru akan berdampak pada berbagai aspek pembangunan di daerah,pendidikan bisa hancur,ekonomi maupun kesehatan.Demikian hal tersebut disampaikan oleh Bupati Puncak,Willem Wandik,SE,M.Si,saat pertemuan antara masyarajat,TNI-Polri dan pemerintah daerah,terkait situasi kamtinas di Kabupaten Puncak,yang berlangsung di Aula Negelar,Ilaga,Kabupaten Puncak,Provinsi Papua Tengah,Senin,30 Januari.
Untuk diketahui, pertemuan ini, dilakukan terkait Dengan situasi terakhir Soal keamanan di Kabupaten Puncak, setelah tukang Ojek ditembak di goma dan Seorang anggota TNI di distrik sinak, pekan Lalu.
“Senjata tidak bisa merubah daerah ini,Senjata tidak bisa menjawab persoalan pembangunan di daerah ini,justru bunyi-bunyi senjata akan membuat ekonomi hancur,pedagang akan lari,pemerintahan tidak jalan,pendidikan tidak jalan,kesehatan juga tidak jalan,”ungkapnya.
Kata Bupati,kehadiran negara melalui Kabupaten Puncak ini, untuk dinikmati oleh masyarakat Puncak, kehadiaran Kabupaten untuk merubah daerah ini,menjawab persoalan pembangunan didaerah ini,pendidikan bisa maju,kesehatan,ekonomi,bahkan dengan kehadiran pemekaran di Kabupaten Puncak ini,maka banyak anak-anak asli kabupaten Puncak,bisa menjadi orang besar didaerah ini.
“kemarin kami baru saja bagi DPA 2023,tapi bagaimana mau bekerja,kalau kondisi tidak aman,bunyi senjata terus,orang takut untuk kerja,coba kalian kasih kesempatan untuk kami bekerja ka?,”tuturnya.
Kata Bupati,bicara soal keamanan,itu bukan tanggung jawab TNI-Polri semata,namun itu tangungjawab masyarakat,kepala kampung,pendeta,sementara TNI-Polri hadir hanya untuk mengamankan,persoalan yang tidak bisa ditangani oleh masyarakat.
“Pertemuan hari ini,kami mau cari solusi,mau sampaikan kepada masyarakat agar tidak boleh lagi menciptakan situasi keamanan yang tidak baik, tidak boleh membunuh orang,tukang ojek,pegawai,pedagang, karena dengan begitu guru tidak bisa mengajar,orang kesehatan tidak bisa melayani orang sakit,ketika pelayanan tidak jalan maka disitulah terjadi pelanggaran HAM terbesar,”ungkanya.
“orang bilang tanah Papua,tanah ilaga ini tanah injil,baru kok tiap hari ada bunyi,karena dengan peristiwa seperti ini, kami rakyat yang menderita,”tukasnya.
Sementara itu,Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia,S.Sos mengatakan kondisi saat ini di Kabupaten Puncak,masih dibilang sebagai rawan terkendali,lantaran baru saja terjadi penembakan terhadap tukang ojek di Gome dan penikaman terhadap anggota TNI di sinak,sehingga untuk menciptakan kondisi yang aman di Kabupaten Puncak,maka TNI-Pori juga sudah melakukan spweping alat senjata tajam (sajam),di dalam kota ilaga dan sekitarnya.
“Dari kegiatan pertemuan tadi,maka seluruh masyarakat ingingkan kedamaian,supaya pembangunan bisa jalan,hanya ada kelompok kecil saja yang selalu buat onar di daerah ini,dan kami sudah sampaikan kami tidak akan lagi kompromi,kami akan tindak tegas,siapa yang buat daerah ini tidak kondusif,”tegasnya.
Sebab menurut Kapolres,dampak dari peristiwa penembakan terhadap tukang ojek, membuat situasi di Kabupaten Puncak tidak aman,aktvitas pemerintahan,ekonomi,pendidikan dan kesehatan menjadi tidak berjalan, dampak dari ualh kelompok-kelompok sipil bersenjata ini,sehingga dirinya berharap agar kelompok-kelompok ini berhenti membuat ulah, dan bisa bergabung dan bersama-sama pemerintah membangun Kabupaten Puncak.(humas)