JAYAPURA IP, – Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji, mengungkapkan sejumlah fakta dibalik penangkapan enam pucu senjata api yang berhasil diamankan anggotanya beberpa waktu lalu, bersama seorang pelaku berinsiial AG yang kini dalam pemeriksaan.
Untung menuturkan, enam senjata api yang ditangkap tersebut, oleh pelaku AG beralasan akan dijadikan sebagai senjata untuk berburu, namun ternyata tersebut bukanlah senjata untuk berburu , selain itu jumahnya juga terbilang banyak jika hanya untuk berburu.
Menurutnya, jenis senpi yang pantas dipakai untuk berburu ialah merk 7,62 mm dengan jarak jangkau efektif 500 meter, sementara senjata yang diamanan pihaknya adalah caliber 5,5 yang memiliki akurasi sangat baik dalam menembak.
“Senjata yang dibuat una tuk berburu saya belum yakin. Kalau berburu kan tidak perlu banyak senjata tapi ini banyak sekali, ketika senjata tersebut diamankan terdapat juga laras yang siap digunakan, laras senjata rakitan polos tidak ada ulir, pas tembak peluru lari sembarang, sedangkan senapan yang kita dapat itu punya alur, yang siap dipakai ada tiga,” ungkapnya.
Ia menuturkan Senapan yang dipakai untuk berburu tidak perlu menggunakan caliber yang biasa digunakan TNI-Polri, sebab bisa menimbulkan masalah jika nantinya ada masyarkat yang menjadi korban.
“Misalkan kalau ada masyarakat yang kena tembak pakai peluru 5,6 bisa TNI dan Polisi di periksa tetapi TNI yang kena tembak pakai peluru tersebut maka Polisi bisa diperiksa, Sebab, yang hanya mempunyai peluru 5,6 itu TNI dan Polri saja,” katanya.
Saat ini pihaknya lagi mengembangkan penemuan laras minimi dan M16 tersebut untuk mengetahui dengan pasti penggunaannya. Sebab senapan berburu hanya 7,62 itu sudah paten tidak ada yang lain.
Untung menegaskan, senapan yang diamankan merupakan rakitan dari senjata organik tetapi laras tersebut bukanlah rakitan yang tidak ada alurnya.
“Itulah yang sementara dalam pengembangan. Kami juga sedang membuka nomor kontak mereka dengan sistem yang kita punya untuk mengetahui mereka ini dari kelompok mana,” jelasnya.
Untuk jumlah tersangka, mantan Densus 88 tersebut mengatakan, akan bertambah seiring bertambahnya penemuan senpi.”Sedangkan soal jaringan mereka ini dari mana, semeentara masih dalam pengembangan,” tandas Untung.
Ia bahkan tidak menampik jika, ada indikasi kalau senpi tersebut akan dikirim kepada kelompok yang berseberangan dengan paham NKRI. “Ada, sebab mereka naik ke atas (Daerah pegunungan) jalurnya melalui Boven Digoel, kita tangkap meraka (pelaku yang membawa senjata) ketika mau ke atas” ujarnya.
Untung menambahkan, Senjata organik tersebut diirakit di merauke, bahkan ada yang sudah dibentuk melebih SS1 (Senapan Serbu 1) yang sudah mempunyai tele dan peredam.
“Yang lebih gila lagi 5,56 sudah pasang tele dinatas 500 yard itu bukan untuk berburu lagi, “Jika senjata ini sampai ke tangan KKB bahaya karena jarak tembak bisa sampa 700 meter bahkan 800 meter jika arah tembak dari ketinggian ke bawah,” tukasnya. (redaksi)