Alasan OPM Bakar Dua BTS Palapa Ring Timur di Puncak

Base Transceiver Station (BTS) yang telah ludes di bakar KKB/Foto-Ist.
banner 468x60

JAYAPURA IP, – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali melakukan aksinya  di Kabupaten Puncak Papua, dengan membakar fasilitas umum yakni Base Transceiver Station (BTS) dibakar, yang pada Desember 2020 lalu baru saja diresmikan oleh Pemerintah.

 Akibat ulah KKB ini  jaringan di Ilaga  Ibu Kota Kabupaten Puncak putus total, padahal warga baru saja merasakan jaringan 4G Telkomlsek pada Desember lalu.

banner 325x300

Adapun Dua BTS yang dibakar yakni, BTS 4 yang terletak di perbukitan Pingeli, Distrik Omukia dan BTS 5 yang terletak di perbukitan wilayah Muara Distrik Mabuggi, Kabupaten Puncak.

Kapolres Puncak, AKBP Dicky Hermansyah Saragih yang dikonfirmasi via seluler, Senin (11/1/2021)  membenarkan adanya  kejadian  pembakaran tersebut. Kapolres mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada Kamis (7/1) lalu.

” Ya benar ada pembakaran dua BTS, yakni BTS 4 dan BTS 5. Dari laporan warga kejadian terjadi pada Kamis (7/1) lalu,” ujar Kapolres.

Kapolres  mengakui  kejadian pembakaran baru diketahui pada Sabtu (9/1) setelah pihak Palapa Ring Timur melakukan pengecekan menggunakan Helly Cooper karena kedua BTS tidak memancarkan sinyal.

“Dari hasil pengecekan yang dilakukan kedua BTS ditemukan dalam keadaan terbakar sehingga pembangkit daya ke tower tidak terkoneksi dan link radio ke Telkom maupun Telkomsel terputus,” ungkap kapolres.

” Akibat pembakaran dua BTS tersebut, jaringan 4G Telkom Ilaga terputus  serta link palapa ring Sugapa-Ilaga-Mulia Terputus,” tambahnya.

Terkait dengan , pelaku pembakaran, Kapolres mengaku jika pelaku merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) . ” Pelaku dari pok KKB, tapi belum di ketahui dari kelompok siapa dan tujuannya apa? Jadi masih kita dalami,” ujarnya.

Sementara itu Juru Bicara TPN-OPM, Seby Sambon yang dikonfirmasi via seluler dari Jayapura mengakui bahwa pihaknya yang membakar ke 2 BTS tersebut dengan alasan OPM tidak membutuhkan fasilitas dari Pemerintah Indonesiai.  

“Betul kami (TPN-OPM)  yang melakukan pembakaran, karena TPN-OPM tidak membutuhkan fasilitas Indonesia,” tegas Sambon yang kini berada di Port Moresby  Papua Nugini.

Terpisah Bupati Puncak  Willem Wandik, Sementara Bupati Puncak, dihubungi melalui sambungan telepon menyesalkan aksi pengrusakan dua BTS tersebut.Jaringan telekomunikasi dikatakannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat Puncak untuk membuka keterisolasian mereka.

“Saya sangat sayangkan karena ini prosesnya tidak cepat, kita sudah ajukan dua – tiga tahun baru akhirnya terealisasi,” kata Willem.

Setelah ini, sambung Willem, Kementerian Komunikasi dan Informatika diminta untuk mencari lokasi yang lebih aman bila akan membangun BTS lagi di Puncak. (redaksi)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *