JAYAPURA IP,-Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw, menepati janjinya untuk memberikan bantuan bagi anak-anak di Kampung Yoboi, Kabupaten Jayapura dengan membagikan seragam sekolah untuk anak-anak di kampung tersebut.
Kepala Kampung Yoboi y memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Kapolda Papua yang sudah mau menyempatkan waktu untuk memberi bantuan di kampung kami yaitu kampung Yoboi.
“Kami masyarakat kampung Yoboi sangat bangga kepada Kapolda Papua karena beliau merupakan Calon Pemimpin Papua yang sanangat dibutuhkan oleh masyarakatnya karena meliu merupakan sosok yang sangat menginspirasi masyarakat kampung Yoboi,” ujarnya
Semua masyarakat kampung Yoboi dan Kampung Kehiaran sangat berantusias untuk menyambut kedatangan Kapolda Papua di Kampung Yoboi ini, oleh karena itu masyarakat berbondong-bondong datang ke Kampung Yoboi ini.
“Masayarakat yang hadir pada saat ini menyatakan siap mendukung bapak Kapolda Papua disetiap kegiatan apapun yang akan dilakukan oleh bapak Kapolda Papua. Kami juga sudah sepakat untuk mengangkat Kapolda Papua sebagai anak adat kampung Yoboi karena ia merupakan sosok teladan untuk Generasi Emas Papua,” ungkapnya.
Sementara itu, Ondofollo Horse mengucapkan selamat datang Kapolda Papua di kampung tercinta Kampung Yoboi serta memohon maaf apabila kedatang Kapolda Papua yang pertamatidak bisa menyambut, karena saat ada kegiatan yang tidak bisa di tinggalkan.
“Kami sangat bangga karena saat ini ada seorang Jenderal yang rendah hati dan mau hadir di tengah-tengah kita semua. Ini karena beliau merupakan seorang Jendral yang berasal dari suku asli Papua dan banyak menuai prestasi membanggakan, ” pungkasnya
Kapolda Papua yang pada saat memberikan bantuan ternyata melempar pertanyaan kepada para siswa untuk menjawab siapa nama Kapolda Papua, alhasil Olivia Sokoi siswa yang duduk di bangku kelas 3 SD dan memiliki cita-cita ingin menjadi seorang guru itu pun sontak mengangkat tangan dan menjawab dengan benar pertanyaan yang diberikan oleh Kapolda Papua.
Dari pendataan Pemerintah Provinsi Papua, 54 persen dari 608.000 pelajar di provinsi itu tak dapat menerapkan belajar di rumah melalui media daring ataupun elektronik. Kondisi ini akibat minimnya prasarana jaringan internet, televisi, ataupun radio. (redaksi)