JAYAPURA IP,- Bupati Puncak, Wilem Wandik,tidak main-main dalam menangangi covid-19 di daerah tersebut, dengan menyiapkan dana sebesar Rp 1 Miliar, hingga pesawat untuk merawat warganya yang terkena covid-19.
Pandemi Covid 19, saat ini telah merubah kebiasan hidup masyarakat Puncak, yang selama ini penuh dengan kebersamaan misalnya tinggal dalam Honai (rumah adat) dan juga tradisi kebersamaan bakar batu, namun dengan adanya virus corona yang masuk ke Papua kebiasaan itu sepertinya harus di hindarkan.
Bupati Kabupaten Puncak Willem Wandik mengatakan, kehidupan sosial dan budaya masyarakat di Kabupaten Puncak sendiri memang mengkhawatirkan, dimana setiap orang harus menjaga jarak tentu ini bukan suatu kebiasaan mereka namun, hal ini harus dilaksanakan.
Menurutya, virus covid-19 ini tidak akan hilang, akan tetapi terus bersama dengan manusia, sehingga tugas pemerintah kedepan adalah bagaimana mensosialisasikan kepada masyarakat dan menyiapkan fasilitas kesehatan serta bahan makanan.
Saat ini, menurut Willem Wandik pasien Positif Covid-19 di Kabupaten Puncak sendiri belum ada namun untuk mengantispasi itu pihaknya telah memberikan sokongan dana sebesar 1 miliar rupiah kepada Pemerintah Kabupaten Mimika untuk merawat warga Kabupaten Puncak yang terpapar Covid-19.
“Kami kasih dana ke kabupaten Mimika untuk kalau suatu saat ada orang kami (Kab. Puncak) yang positif Covid-19 maka akan di kirim ke Mimika untuk di rawat,”katanya, Sabtu, (27/6).
Selain dana, Ia menyebutkan Pemkab Puncak juga menyiapkan pesawat untuk membawa warganya jika di rujuk ke sana. “kalau suatu saat ada yang positif maka kita harus membawa pasien dengan pesawat ke Timika,” jelasnya.
Saat ini ungkap Bupati Willem Wandik, penerbangan ke Pemkab Puncak telah dibuka kembali namun sampai saat ini belum ada penumpang yang masuk ke daerah tersebut mungkin dalam situasi seperti ini sehingg mereka sadar dan tidak mau ke Puncak.
“Jadi mereka menyadari diri bahwa nanti pada saat situasi covid-19 menurun dan dinyatakan beba maka bisa ke Puncak, walaupun kita sudah buka tapi masyarakat setempat mereka tidak mau ke puncak itu karena mereka menyadari bahwa jangan sampai ke Puncak membawa virus corona,”katanya.
Hanya saja Pemkab Pucak selalu waspada di setiap pintu masuk dengan tetap menerapakan protokol kesehatan.Untuk aktifitas pendidkan sendiri Ia mengatakan, sampai hari ini pihaknya masih mencari pola pembelajaran yang tepat mengingat belum ada akses internet yang masuk.
“Kita lihat kondisi di masyarakat kira-kira penyakit covid-19 ini ada yang terjangkit warga di Puncak ataukah tidak kalau seandainya tidak terjangkit maka bisa dilaksanakan seperti biasa dan harusnya seperti itu,”katanya.
Sebab Ia mengakui saat pembatasan sosial yang di terapkan kemarin sangat terasa sekali, aktifitas pemerintahan tidak bisa berjalan.(redaksi)