ILAGA– Papua Rumah doa bagi segala bangsa, dibangun di Ilaga, Ibu Kota Kabupaten Puncak, pembangunan rumah doa ini dimulai dengan peletakan batu pertama oleh para Tokoh agama, Bupati Puncak Willem Wandik, serta Ketua TP PKK Kabupaten Puncak Papua Ibu.Elpina K Wamdik, dan toko adat pemilik hak ulayat dan para pimpinan OPD Pemkab Puncak,pembangunan rumah doa ini sendiri dibangun di atas bukti Tepugi,yang berada diatas ketinggian Kota Ilaga,Jumat,2 Desember.
Peletakan batu pertama sendiri diawali ibadah singkat yang dipimpin oleh Pdt.Marthen Mauri,S,Th dari gereja Kingmi di Tanah Papua,dihadiri oleh Pdt.Dr.Hans Wakerkwa,M.Si, selaku Ketua GKII Wilayah II Pegunungan Tengah Papua,serta para tokoh masyarakat dan tokoh adat,termasuk para Kepala OPD di Kabupaten Puncak.
Pembangunan rumah doa ini sendiri merupakan prakarsa dari Ketua TP PKK kabupaten Puncak Ibu.Elpina K Wandik,diawali pergumulan bahkan dilakukan juga doa puasa ester,sejak agustus lalu,tepatnya diawal bulan tanggal 1 sampai 3,bahkan lokasi yang dipilih sebagai lokasi pembangunan rumah doa ini dibukit Tepugi yang dalam bahasa suku Dani artinya terlepas atau biarkan,begitu indah,karena berada diatas ketinggian Kota Ilaga,sehingga ke depan,sudah dipastikan pembangunan rumah doa ini,akan menjadi Ikon rohani bagi wisata Kota Ilaga.
Pemrakarsa pembangunan Papua rumah doa bagi segala bangsa di Ilaga, yakni Ibu.Elpina wandik,S.KES.M.Kes menjelaskan latar belakang kerinduan dibangunnya Papua rumah doa bagi segala bangsa di Ilaga berdasarkan pengalamannya berkunjung ke israel,yerusalem,bahkan belajar dari beberapa tokoh agama di papua,seperti yang dibangun oleh Bapk mantan Bupati Puncak jaya Henock Ibo di Mulia dan Bapak Pdt.Liupius Biniluks di sentani,maka dirinya pun bertekad harus ada rumah doa di Ilaga,apalagi Ilaga adalah daerah terpilih dalam penyebaran injil khususnya gereja Kemah injil di tanah papua.
“rumah doa pertama sudah dibangun di Mulia, dan kedua di Sentani,dan rumah doa yang di Ilaga ini adalah yang ketiga kali,kami ingin agar semua bersujud membawa beban hidup kepada Tuhan di tempat ini,maka Tuhan akan berperkara dalam hidup kita,”ungkapnya.
“saya bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan menggerakan hati-hati kita agar ada doa-doa di Kota Ilaga,sebab injil pertama dari gereja kemah injil di Papua masuk di Ilaga pertama kali,namun injil itu tidak pernah dipegang kuat,namun injil dilepas begitu saja,sehingga berbagai peristiwa terjadi di Kabupaten Puncak,setelah itu terjadi baru orang mulai cari Tuhan,”tambahnya.
“Sebelum membangun rumah doa ini,saya bersama dengan beberapa ibu-ibu melakukan doa puasa ester,setiap Bulan,tanggal 1 sampai tiga, tiga hari,tiga malam,tidak makan ,kami adalah ester-ester yang datang meratap dibawah kaki Tuhan Yesus,kami hanya sekecil, dan beberapa orang saja bekomitmen melakukan doa puasa berdoa memohon kepada Tuhan,dengan melepaskan semua beban hidupnya dan membiarkan Tuhanlah yang bertindak menjawab doa dan pergumulan di Kota ini,”katanya.
“Saya percaya bahwa peletakan batu pertama pembangunan rumah doa ini,di Kabupaten Puncak,yang merupakan Kabupaten tertinggi di Indonesia,akan mengalir,mengalir,mengalir berkat-berkat memberkati bangsa-bangsa,memberkati Indonesia dan tanah Papua,rumah doa akan menjadi Ikon wisata rohani untuk semua akan datang untuk berdoa di rumah ini,itu kerinduan kami sebagai pendoa,untuk kota Ilaga,”ungkapnya.
Elpina wandik mengajak semua masyarakat,gereja,mama-mama perkawan gereja Kingmi,Bapak-Bapak,pemuda,bahkan pimpinan OPD di pemerintahan,untuk setiap awal Bulan tanggal 1,2 dan 3,sisihkan waktu untuk berlutut,meratap diri menangis dibawah kaki Tuhan,berdoa dihadapan Tuhan,sehingga Tuhanlah yang akan berperkara untuk Kabupaten Puncak.
“saya juga mencapaikan terima kasih kepada keluarga yang telah melepaskan lahan ini,meski awalnya saya naik ke lokasi ini,orang bilang daerah ini rawan,tapi saya tetap punya kemajuan keras agar lokasi ini menjadi rumah doa,apalagi untuk Tuhan,saya tetap maju,keluarga disini mendukung,di air,dirumput,dihutan-hutan,semua keluar,kita sama-sama melakukan pemerataan lokasi ini,bahkan tidak ada gangguan,ancaman,malah semua mendukung,saya yakin keluarga pemilik lahan akan diberkati,”tambahnya.
Bupati Puncak Papua Willem Wandik pun terharu,dengan pembangunan rumah doa ini, awalnya dirinya berpikir bahwa lokasi pembangunan ini sulit dan rawan,karena berada di daerah ketinggian,apalagi akhir-akhir ini situasi kamtimnas di Ilaga kurang kondusif,daerah yang rawan,namun keseriusan dari istrinya dan tim pendoanya,sebagai ester masa kini,akhirnya pembersihakan lokasi pembangunan rumah doa bisa berjalan dengan aman dan bisa diletakan batu pertama pembangunan rumah doa.
“Selama ini kita hidup di daerah yang kaya akan sumber daya alam, jadi rasa biasa-biasa saja,karena dimanjakan oleh alam,akhirnya tidak rajin bersyukur kepada Tuhan,tidak rajin berdoa untuk kabupaten ini,namun ketika ada peristiwa yang luar biasa yang kita alami baru kita berdoa,untuk itu setelah rumah doa ini dibangun,maka semua harus berdoa disini,bersujud dan berdoa untuk kabupaten ini,maka daerah ini akan dipulihkan,akan menjadi berkat untuk semua orang yang datang ke tanah ini,”tuturnya.
“Kita harus belajar dari bangsa israel,karena kondisi alam dimana daerahnya tandus,tidak ada apa-apa,maka mereka rajin berdoa minta kepada Tuhan,dan akhirnya Tuhan memberikan berkat kepada orang israel,mereka kini menjadi bangsa yang memang tehnologi di dunia,mereka merupakan bangsa yang ditakuti saat ini,”tambahnya.
Bupati mengatakan,pembangunan rumah doa akan menjadi salah satu program dari pemerintah,yang akan diseriusi dimasa akhir kepemimpinannya,rumah doa akan diselesaikan di tahun anggaran 2023,rumah doa akan menjadi ikon wisata rohani di Kabupaten Puncak,semua orang yang mendapatkan lawatan Tuhan,akan berdoa di rumah doa ini.
Sementara itu Pdt.Marthen Mauri,S,Th dari gereja Kingmi di Tanah Papua dan Pdt.Dr.Hans Wakerkwa,M.Si, selaku Ketua GKII Wilayah II Pegunungan Tengah Papua,berpesan agar pemerintah daerah harus serius membangun rumah doa,termasuk masyarakat Puncak harus juga rajin berdoa kepada Tuhan,dengan berbagai peristiwa yang terjadi di Kabupaten Puncak,maka semua harus bergumul,berdoa,untuk Kabupaten Puncak,sehingga Tuhan sendiri hadir dan memberkati daerah ini,maka daerah ini akan menjadi berkat untuk semua yang hidup di atas tanah Kabupaten Puncak.
Kegiatan pembangunan rumah doa ini juga,diakhirnya dengan acara bakar batu,yang dihadiri oleh warga Puncak,yang relah naik ke atas bukit doa,dengan penuh gembira dan sukacita,menujukan kerinduan dan komitmen mereka,untuk membangun rumah doa di Kabupaten Puncak.(Diskominfo)