RAGAM  

Tinjau Potensi Ekonomi di Tapal Batas NTT- Timor Leste, Deputi II BNPP Temukan Sejumlah Hal

banner 468x60

Jayapura infopapua.id, – Deputi II Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP), Komjen Paulus Waterpauw mengunjungi sejumlah potensi perekenomian warga di perbatasan Motaain, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Komjen Paulus didampingi para Asdep dan jajaran Kedeputian II BNPP. Dalam kunjungan itu, Deputi II dan rombongan mengkonsolidasikan Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Perbatasan Negara dengan Timor Leste dan mengunjungi sejumlah potensi perekonomian warga, di antaranya meninjau Kawasan Peternakan Sonis Laloran di beberapa titik yakni Embung Sonis Laloran 2, Lahan pakan ternak 500 hektare, tempat pengolahan pakan ternak, kandang penggemukan sapi


Dalam peninjauan itu, tercatat Embung Sonis Laloran 2 memiliki kapasitas 8.000 m3 dan merupakan embung terbesar dengan sumber air hidup yg tdk pernah kering di musim kemarau.

banner 325x300


Embung dibangun pada tahun 2016 dan baru pada tahun 2018 pompa air beroperasi untuk mengalirkan air dari embung menuju ke bak penampung, selanjutnya dari bak penampung dialirkan secara manual ke lahan pakan ternak.


“Diperlukan pengadaan pipa utk mengalirkan air dari bak penampungan menuju lokasi kandang ternak sapi. Sementara ini, mesin dapat beroperasi dengan baik, namun pipa terbuat dari plastik sehingga banyak yang sudah bocor dan perlu diganti pipa besi,” jelas Komjen Paulus, Rabu 19 Januari 2022.


Dalam catatan Komjen Paulus, jumlah sapi awal 25 ekor dan saat ini sudah berkembang biak menjadi 30 ekor. Proses perkembangbiakan sapi menggunakan metode IB (Inseminasi Buatan).


“Peternakan memperkerjakan 11 orang yang terdiri dari 2 orang ASN dan 9 orang tenaga honorer,” katanya.
Dalam pantauanya, kondisi kandang sapi dalam keadaan baik, namun tak digunakan karena faktor keamanan yang tidak ada pagar keliling dan tak ada air yang mengalir dari embung ke kandang ternak sapi yang posisinya di ketingggian.
“Sehingga perlunya daerah mendirikan BUMD untuk mengelola kawasan peternakan di Sonis Laloran,” jelasnya.

Wisata Fulan Fehan


Rombongan melanjutkan perjalanan ke objek wisata Fulan Fehan dan bertemu dengan Raja Dirun dari Suku Umametan, Alfons Bere Mali Nai dan Ketua pengelola tempat wisata, Yohanes bere Tobu dari Suku Leorawan.
Untuk menuju ke lokasi wisata, jalan sudah cukup baik namun di beberapa titik terdapat jalan yang longsor, namun masih bisa dilewati.


“Lokasi wisata ini memiliki panorama yang sangat bagus dan fasilitas wisata yang cukup baik, namun perlu dukungan pemerintah untuk melengkapi beberapa kekurangan seperti atap yang masih menggunakan terpal,” jelasnya.


Lokasi wisata itu biasa digunakan setiap tahun, khususnya pada momen Hari Sumpah Pemuda, selalu dilaksanakan Festival Fulan Fehan.


“Namun 2 tahun di tengah pandemi, festival tak dilakukan. Perlu dipertimbangkan kembali festival akan dilaksanakan, sebab selalu banyak pengunjung, mulai dari wisatawan lokal dan domestik maupun dari Timor Leste. Namun tetap dengan prokes yang ketat,” katanya. (**)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *