Cerita Bupati Wandik Tentang Mahalnya Membangun Puncak

Bupati Puncak Papua Willem Wandik,SE,M,Si,saat memantau pengukuran rencana pembangunan jembatan sementara di kampung amunggi, Distrik Ilaga Utara,jembatan ini akan menghubungkan Distrik Sinak dan Ilaga,Sabtu 26 September,
banner 468x60

JAYAPURA Infopapuaid,- Konflik bersenjata yang teradi di Kabupaten Puncak, tidak hanya berdampak bagi kehidupan sosial masyarakat, namun juga bagi pembangunan di daerah itu, sebagai daerah dikawasan pegunungan, pembangunan insfrastruktur bukanlah hal yang mudah dilakukan.

Untuk membangun sebuah di Puncak bisa menelan dana hingga milyaran rupiah, bukan hanya itu untuk mengangut sebuah alat ke puncak membutuhkan biaya hingga ratusan juta, mahalnya ongkos pembangunan ini membuat Pemerintah harus bekerja keras untuk membangun Puncak.

banner 325x300

Bupati Puncak, Willem Wandik menuturkan, bagaimana ia bekerja keras membangun Puncak agar bisa setara dengan daerah lainnya di Indonesa, agar warga Puncak bisa merasakan dampak pembangunan sama dengan warga lainnya, namun semua sirna akibat konflik bersenjata didaerah tersebut.

“Kami pemerintah daerah menjadi bingung, fasilitas ini kalau mau di data baik di beoga, distrik wambe bahkan di ilaga, romaga semua yang disekitar sini habis total. Contohnya alat berat kita, di bakar total 1 alat berat, 1 alat berat kalau di jayapura harganya sekitar 1 miliar, 800 sampai 700 Juta, kalau sampai di ilaga 1 alat berat dosen itu 6 miliar, karena biaya angkut, heli segala macam itu, 1 rumah itu 1 RKB, bisa 800 juta, itu 1 ruang saja di kalikan 6 kelas, 1 ruang tipe 36 itu 600jt, Itu bukan karena harga tapi itu menjadi sangat susah sekali, jadi persoalan puncak ini tidak bisa habis-habis,” ujar Wandik.

Wandik mengaku Pemerintah Indonesia dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo tenggah memberikan perhatian penuh kepada Papua, dimana salah satunya dengan BBM satu harga, agar harga BBM di pulau Jawa sama dengan di Papua, dan sebagai kepala daerah ia telah berusaha sekeras mungkin untuk membangun Papua.
“Kita berupaya menurunkan harga seperti yang di perintah bapak presiden 1 harga seperti Indonesia 1 BBM di jakarta harus sama dengan papua terlebih khususnya di puncak, contoh-contohnya, nah kita berjuang terus tapi situasi begini lebih wah begitu, misalnya kita sudah berjuang mengeluarkan energi, tenaga, pikiran, kekuatan, waktu habis agar bisa keluar dari daerah termahal, tertinggi, terisolasi, terbelakan, bagaimana kita harus keluar dari semua ini,” ungkap dia.

Menurut Wandik, Puncak saat ini sudah mengalami perubahan kea rah yang lebih daripada sebelumnya, pesawat sudah bisa masuk ke Ilaga, namun akibat kondisi keamanan yang tak kunjung membaik, Puncak seakan kembali lagi ke jaman dulu, sebelum adanya pembangunan.

“Ini masalah yang terjadi, puncak sekarang tidak terbelakan lagi sekolah sudah berjalan pesawat sudah masuk 2 sampai 4 hari sudah 20 sampai 40 kali untuk masuk, itu berarti sudah ada kemajuan tetapi situasi keamanan inilah yang membuat kita kembali ke nol lagi, kuncinya disitu, kalau misalnya pertikaian, kontak senjata ini tidak ada maka kita pemerintah puncak bisa mengejar keterbelakangan kami menuju teman-teman kami yang sudah maju, nah ini kuncinya,” tandas Wandik.

Ia menambahkan, kunci pembangunan disuatu daerah berjalan dengan baik adalah keamanan, jika daerah tersebut aman maka sesuatu yang tidak mungkin bisa mejadi mungkin. “Kunci suatu daerah adalah ” aman menghasilkan yang tidak mungkin menjadi mungkin, tidak ada menjadi ada, Jangankan negara, daerah. Keluarga dan lingkunganpun membutuhkan keamanan,” kata Wandik. (Redaksi)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *