Corona Naik Lagi, Pansus Covid-19 DPRD Kota Jayapura Hearing Dengan Instani Terkait

Suasana rapat dengar pendapat Pansus Covid-19 DPRD Kota Jayapura dengan sejumlha instasi terkait di kantor DPRD, Kamis 15 Juli 2021/Redaksi
banner 468x60

JAYAPURA Inopapuaid,- Tingginya pasien positif Covid-19 di Kota Jayapura,  yang kian hari  terus bertambah, mendapat perhatian dari  Panita Khusus (Pansus) Covid-19 DPRD Kota Jayapura, dengan  mengundang, sejumlah pihak terkait untuk mengetahui penyebab tingginya kasus serta solusi untuk menekan laju penyebaran covid-19.

Sejumlah pihak yak diundang yaknim Dr. Hasmi dari Fkm Uncen, Kepala Litbangkes Papua dr. Anton Oktavian dan Kepala Labkesda Papua, dr. Selly Ajawaila, rapat dengar pendapat  berlangsung di ruang rapat lantai tiga DPRD kota Jayapura, Kamis ( 15/7/2021)

banner 325x300

Ketua Pansus Covid – 19 DPRD Kota Jayapura, Juli Rahman dalam kesempatan tersebut mengatakan, jumlah pasien  Covid-19 di kota Jayapura terus bertambah, bahkan data terakhir hingga Rabu 14 Juli mencapai 729 orang.

“Warga Kota Jayapura yang terkonfirmasi positif Covid periode Rabu (14/7/2021) mencapai 729 orang, sementara dirawat di LPMP dan Rumah Sakit Pemerintah maupun Swasta yang ada di Kota Jayapura,” kata Juli Rahman seraya membuka rapat kerja itu.

Dijelaskan, keseluruhan jumlah warga Kota Jayapura yang terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 10. 111 orang. Sementara 9. 200 orang lain dinyatakan sembuh. Pasien meninggal 182 orang.

“Kemarin kami sudah rapat dengan Pelindo, PT. Pelni, KSOP dan KKP. Ungkapnya setelah evaluasi , 72% penyumbang Covid dari cluster pelabuhan, dimana 54 pasien Covid yang dirawat di LPMP adalah KTP luar Jayapura,” jelas dia.

Politisi Golkar Kota ini menambahkan, Pemerintah kota telah menyurati Gubernur, meminta untuk menutup akses masuk bandara dan pelabuhan. Namun hingga kini  masih menunggu jawaban.

Dan untuk memperketat di RT/RW, pihaknya  berharap selesai jam aktivitas pada pukul 20.00 Wit dan di atas jam yang ditentukan,  harus menutup setiap kompleks dengan portal sehingga, tidak ada warga yang masuk keluar ataupun kendaraan roda dua dan empat.

“Kami berharap di jalan – jalan di seluruh wilayah kota juga harus ditutup. karena diatas jam 20.00 Wit, masih banyak masyarakat beraktivitas dan berkerumun dan tentu menyebabkan penyebaran Covid di kota Jayapura,” tegasnya.

“Jadi, perlu kesadaran masyarakat terhadap penyebaran Covid di wilayah Kota Jayapura. Untuk itu dihimbau, masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat. Memakai masker, menjaga jarak, selalu mencuci tangan pakai sabun serta melakukan vaksinasi,” ujarnya.

Sementara itu,  Kepala Labkesda Papua, dokter  Selly Ajawaila mengatakan, rata-rata dari pemeriksaan yang dilakukan dari jumlah yang kami periksa 80% pasti positif, dimana diantara jumlah tersebut juga terdapat anak-anak.

 “Seminggu ini, data yang ada di laboratorium kesehatan yang kami periksa sekitar 70 sampai 80% dari sampel yang diterima adalah positif dan anak-anak juga,” ucapnya.

Ia menuturkan, jika saat ini kontak erat yang paling banyak adalah keluarga, dimana jika 1 orang dalam rumah terinveksi kemungkinan besar semua orang dalam rumah itu terinfeksi virus, untuk itu pihaknya  menyarankan perlu adanya  protokol kesehatan yang ketat.

“Daei hasil pemeriksaan yang paling banyak positif yaitu 60% yang belum divaksin sedangkan 40% sisa itu yang sudah divaksin., untuk pemeriksaan di Labkesda rata-rata 120 sampel setiap hari,” uarjnya.

Ditempat  yang sama, Dr. Hasmi dari FKM Uncen,  mengatakan, untuk seluruh Papua, kota Jayapura adalah penyumbang kasus Covid terbesar 36,5%. Ini harus menjadi perhatian Pemerintah Kota Jayapura bawa harus ada penanganan secara komprehensif, dimulai dari hulu yaitu masyarakat itu sendiri.

“Penerapan protokol kesehatan antara bulan Mei, Juni dan Juli sudah mulai lemah, masyarakat sudah banyak berkumpul, aturan sebenarnya sudah ada tapi penerapan dilapangan harus dievaluasi, penegakan protokol kesehatan perlu ditegakkan lagi,”  kata dia.

Unuk penegakan protokol kesehatan ini, menutur dia, perlu juga melibatkan level pemerintahan mulai dari RT /RW, Kelurahan, Distrik, selain itu pintu masuk ke Papua dan antara Kabupaten dan Provinsi juga diperketat.

“Sehingga, kita jaga bukan saja penyebaran dari dalam tapi juga dari luar, sembari menjaga varian baru tidak masuk di Papua,” tandasnya.

Kepala Litbangkes Papua, dr. Anton Oktavian mengakui antrean sampel hasil swab di Labkesda cukup banyak. Sampai tadi malam ada 404 sampel. Karena untuk sampel – sampel yang surveilans dari Puskesmas maupun Rumah Sakit masuknya ke kami.

“Tugas kami saat ini, adalah untuk mendeteksi varian Delta. Sementara sampel swab bertambah namun alat tidak bertambah,” terangnya.

Dokter Anton juga mengungkapkan, secara laboratorium belum ada bukti varian Delata masuk di kota Jayapura dan kita sedang mencari, karena ada beberapa sampel yang sudah terkumpul dengan beberapa kriteria tertentu.

Dia juga menambahkan, untuk melihat varian Delta harus menggunakan metode WGS dan satu sampel sekitar 1 minggu diperiksa. Dan kita juga harus kroscek dengan Lab nasional,” katanya.

Ditempat yang sama,  perwakilan Ikatan Dokter Indonesia  (IDI)  Papua, dr Raja Sitorus menyarankan untuk pemerintah kota Jayapura memperkencang promosi kesehatan, karena saat ini sudah berkurang.

“Tentu dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun dan menjauhi kerumunan dan terpenting adalah mempercepat proses vaksinasi,” kata Sitorus.

Untuk vaksinasi jelas Sitorus, masih rendah. Sebagaimana dianjurkan pemerintah harus 70% untuk mendapatkan herd immunity kekebalan tubuh masih kurang dan harus lebih gencar lagi,” sarannya. (Redaksi)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *