MANOKWARI iNFOPAPUA.ID,- Pj Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw. M. Si harus melewati medan yang terjal dan berat demi melihat langsung kondisi masyarakat di Kabupaten Pegunungan Arfak yang angka stunting dan kemiskinan ekstrimnya tertinggi di Papua Barat, Rabu 7 Juni 2023.
Dengan mengendarai mobil sendiri dengan jarak tempuh sekitar tiga jam dari Ransiki, Manokwari Selatan, didampingi Ketua TP PKK Ny. Roma Megawanty. P, S. Kom. M. Si, mereka melewati jalan yang berkabut Waterpauw memimpin Satags Penanganan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem langsung ke lapangan.
Seolah tak kenal lelah purnawirawan Jenderal bintang tiga ini, melewati hutan belantara di Pegunungan Arfak serta naik turun jalanan terjal untuk melihat kondisi real masyarakat dan mencari solusi untuk penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem.
Gubernur memimpin langsung rapat Penanganan Stunting Penghapusan Kemiskinan Ekstrim di Aula Kantor Bupati, bersama Ketua Tim Pengerak PKK, Roma Mengawanty P, Bupati dan Wakil Bupati Pegunungan Arfak. para pimpinan OPD Arfak dan Provinsi.Penjabat Gubernur Provinsi Papua Barat mengatakan, prevalensi stunting dan angka kemiskinan ektrem pada sejumlah daerah di Papua Barat masih tinggi, hal ini menjadi atensi khusus Paulus Waterpauw terutama Kabupaten Pegaf.
“Lebih intens tangani masalah stunting dengan lebih dekat dengan masyarakat. Kita coba berkolaborasi dengan segala komponen untuk atasi masalah ini. Coba libatkan tokoh-tokoh agama untuk bersama menyelesaikan ini,”kata Gubernur Waterpauw.
Dikatakan Pimpinan Daerah Provinsi Papua Barat dan Kabupaten serta seluruh perangkat daerah Provinsi dan Kabupaten bertekad bersama-bersama upaya percepatan penanganan kemiskinan ekstrim dan penurunan stunting di Provinsi Papua Barat tahun 2023.
” Kita harus membangun sumber daya manusia berkualitas di Papua Barat dengan cara meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga dan kesehatan anggota keluarga, tingkatkan lintas sektor untuk akselerasi penghapusan kemiskinan ekstrim dan penurunan stunting di Papua Barat, bila kita semua kerja keras 3-6 bulan kedepan stunting dan kemiskinan ekstrim akan turun,” tandas Gubernur.
Sementara itu dalam pelaksanakan Intervensi Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Puskesmas Anggi, Kampung Irai, Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak.
Gubernur Papua Barat mengecek kondisi anak-anak yang sedang melakukan pemeriksaan rutin di puskesmas, di puskesmas tersebut terdapat 2 anak yang mengalami Stunting dari 65 Anak dan Orang tua yang hadir.
” Kepada masyarakat untuk lebih dapat menyiapkan diri sebelum berkeluarga, terkait dengan adat dan tradisi pernihakan dini perlu diingat bahwasannya sekarang ini kita sudah hidup di era modern, masyarakat tidak boleh menutup diri dari kehidupan modern agar tidak terus tertinggal, ” kata Gubernur.
Gubernur meminta kepada Bupati untuk membuat aturan yang mengatur tentang pelarangan pernikahan dini sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang mengatur bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria dan wanita sudah mencapai umur 19 tahun, mengingat kemampuan reproduksi perlu diperhatikan oleh para remaja putri agar tidak melahirkan bayi yang berpotensi stunting, serta masih dapat melanjutkan sekolah.
” Pak Bupati agar dapat melakukan pendekatan-pendekatan keagamaan, kepada para tokoh agama, dan tokoh masyarakat serta berkolaborasi bersama stakeholder untuk mensosialisasikan hal tersebut, ” ujar Gubernur.
Sementara itu arahan Ketua TP-PKK Provinsi Papua Barat, Roma Mengawanty. P meminta kepada para ibu-ibu untuk memperhatikan gizi anak, dan dapat memanfaatkan teknologi yang ada untuk hal-hal yang positif.
” Para ibu bisa saling peduli satu sama lain agar pemenuhan gizi keluarga dapat terpenuhi, manfaatkan Handphone Android untuk melihat informasi terkait cara pemenuhan gizi yang murah, ujarnya
Selanjutnya Pemerintah Provinsi Papua Barat, PKK Provinsi Papua Barat, BKKBN Papua Barat memberikan bantuan berupa Bahan Pokok, Bibit Tanaman Holtikultura untuk 2 Distrik Percontohan yaitu Distrik Anggi Gida dan Distrik Hing, Kompor memasak, OBGIN BED, Telur dan Susu untuk anak-anak.
Usai bertatap muka dengan warga, Waterpauw mengambil resiko dengan pulang di malam hari, bagi warga sekitar berkendara di malam hari adalah hal yang berbahaya, sebab selain kondisi jalan dan medan yang sulit adanya kabut dimalam hari menyebabkan jarak pandang menjadi terbatas.
Bagi Waterpauw pemimpin adalah pelayan masyarakat, pemimpin harus hadir untuk memberikan solusi, pemimpin selalu ada di depan bukan hanya duduk dibelakang meja.