JAKARTA, INFOPAPUA.ID – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hilal penentu awal Ramadan 2023 jatuh pada tanggal 22 Maret.
Penentuan awal bulan Hijriyah ini sangat penting bagi umat Islam, karena berhubungan dengan waktu ibadah, terutama bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
BMKG telah memberikan pertimbangan secara ilmiah kepada stakeholder (Kementerian Agama, dll) dalam penentuan awal bulan hijriah. “BMKG sebagai institusi pemerintah yang salah satu tugas pokok dan fungsinya adalah memberikan pelayanan tanda waktu dan posisi bulan dan matahari,” tulis BMKG dalam siaran pers.
Di samping memberikan informasi data-data hilal hasil hisab (perhitungan), BMKG juga melaksanakan rukyat (observasi) hilal di 29 lokasi di Indonesia yang dapat disaksikan secara online (Live Streaming) di kanal https://hilal.bmkg.go.id/ setiap bulan.
Konjugasi atau ijtima, yakni peristiwa ketika bujur ekliptika bulan sama dengan bujur ekliptika matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat bumi, akan terjadi pada Selasa, 21 Maret 2023, pukul 17.23.01 UT atau Rabu (22/3/2023) pada pukul 00.23.01 WIB atau 01.23.01 WIT, yaitu saat nilai bujur ekliptika Matahari dan bulan tepat sama di 0,826 derajat.
“Periode sinodis bulan terhitung sejak konjugasi sebelumnya (awal bulan Syakban 1444 H) hingga konjugasi yang akan datang (awal bulan Ramadan 1444 H) adalah 29 hari 10 jam 17 menit,” terang BMKG.
Sebagai catatan, di wilayah Indonesia pada 22 Maret 2023, waktu matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.47.12 WIT di Waris, Papua dan waktu matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.49.16 WIB Banda Aceh, Aceh.
“Dengan memperhatikan waktu konjugasi dan matahari terbenam dapat dikatakan konjugasi terjadi sebelum matahari terbenam tanggal 22 Maret 2023 di wilayah Indonesia,” tulis BMKG. (Redaksi)