MIMIKA iNFOPAPUA.ID,- Pangdam XVII Cendrawasih Mayjen TNI Muhamad Saleh Mustafa didampingi Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Ramdani Hidayat, S. menggelar konferensi pers pasca pembakaran Pesawat Susi Air dan evakuasi 18 masyarakat pekerja pembangunan puskesmas di Paro Distrik Mapenduma Kab. Nduga dari Kenyam Menuju Timika.
Konferensi Pers yang digelar di Kantor Pelayanan Polres Mimika, pada Jumat (10/2) itu turut dihadiri Danrem 172/PWY, Brigjen TNI Juinta Omboh Sembiring, Danpas Brimob 3 Korbrimob Polri, Brigjen Pol. Gatot Haribowo, S.I.K., M.A.P, Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Kav Herman Taryaman, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Iqnatius Benny Ady Prabowo, S.I.K, Kapolres Mimika, AKBP I Gede Putra, S.H, S.I.K, Dandim 1710/Mimika, Letkol Inf Dedy Dwi Cahyadi.
Pangdam dalam kesempatannya mengatakan, TNI-Polri bekerja atas kepentingan negara yang mana pada hal ini penanganan kasus di Paro kemarin melibatkan berbagai unsur baik dari Tokoh Agama, Tokos Masyarakat dan pemerintah daerah yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa manusia.
“Terkait dengan pesawat susi air terbakar berkembang isu adanya ancaman dari Kelompok Egianus Kogoya kepada para pekerja pembangunan puskesmas yang mana ke 15 orang di tambah 3 orang penunjuk jalan sudah dievakuasi dalam keadaan selamat, namun Pilot masih belum kami ketahui keberadaannya dan kami terus melakukan pencarian sesuai kondisi yang ada di lapangan,” kata pangdam.
Lanjut, pada dasarnya TNI-Polri dalam penanganan ini tidak menduga duga tetapi berdasarkan fakta di lapangan.
“Jadi tidak ada penyanderaan yang ada adalah kita masih mencari oknum pilot tersebut apakah di amankan oleh kelompok Egianus Kogoya ataupun simpatisannya,” jelasnya.
Perlu diketahui bahwa informasi tentang pesawat terbakar yang sudah diketahui bersama. Oleh karena adanya hal tersebut, mulai banyak isu-isu yang beredar bahwa TNI-Polri akan melakukan operasi militer dengan upaya-upaya paksa maupun tindakan-tindakan kekerasan seperti bom di Paro.
“Ini tidak benar alias hoax, yang benar bahwa masyakarat melakukan eksodus ke Kenyam karena ulah dari KKB Kelompok Egianus Kogoya. Tadi malam Pak Bupati Nduga meminta kami untuk membantu warganya dalam melakukan eksodus, dan tadi pagi kami sudah melakukan operasi penyelamatan dengan prioritas ibu-ibu hamil anak-anak maupun orang tua. Sementara 25 orang sudah kami bantu dan sudah berada di Kenyam serta sedang di tangani pihak medis TNI-Polri,” tegas Pangdam.
Senada dengan hal tersebut Wakapolda Papua juga mengatakan pihaknya dalam hal ini TNI-Polri dalam proses operasi kemanusiaan yang tengah dilakukan, memprioritas ibu-ibu hamil, anak- anak maupun orang tua yang sudah renta.
“Kami sudah berhasil mengevakusi sejumlah 25 orang masyarakat dengan rincian 12 orang dewasa (4 laki – laki dan 8 Perempuan) dan 13 anak – anak (10 laki – laki dan 3 perempuan), yang sementara ini sudah berada di Kenyam untuk didiberi tindakan medis,” ujar Wakapolda.
Menapis isu yang beredar di masyarakat bahwa TNI dan Polri akan melakukan upaya kekerasan berupa bom, Wakapolda Papua Papua dengan dengan mengatakan hal tersebut tidak benar.
“Isu yang disampaikan oleh kelompok Egianus Kogoya itu tidak benar, yang kami lakukan disana hanya tindakan kemanusiaan dan tindakan penegakan Hukum,” tandasnya.
Sejauh ini, kata Pangdam XVII Cendrawasih, upaya pertama yang dilakukan yaitu dibuka ruang dialog, namun jika tidak berhasil maka akan dilakukan operasi penegakan hukum. (redaksi)