JAYAPURA Infopapua.id ,- Kasus pembunuhan secara sadis tehadap Bidan Sri Lestari Indah Putri dan suaminya Sertu Eka Andrianto Hasugian yang dibunuh orang tak dikenal di rumahnya di Elelim, Yalimo, Kamis (31/03/2022), mendapat respon dari IBI (Ikatan Bidan Indonesia)
Ketua IBI (Ikatan Bidan Indonesia) Papua, Deonisia Pri Utami meminta pemerintah daerah memberikan jaminan kepada para bidan dan petugas nakes lainnya yang mengabdi kepada masyarakat sampai ke pelosok-pelosok.
Hal tersebut disampaikan Utami saat menjemput jenazah Bidan Sri Lestari Indah Putri dan suaminya Sertu Eka Andrianto Hasugian yang dibunuh orang tak dikenal di rumahnya di Elelim, Yalimo, Kamis (31/03/2022).
Sri Lestari adalah bidan yang bertugas di Puskesmas Elelim sementara suaminya Sertu Eka adalah Babinsa di Koramil Elelim, Bidan Sri dan suaminya meninggal sementara dua anaknya yang masih balita selamat namun mengalami luka-luka akibat terkena senjata tajam.
‘’Kami sedih, marah dan kecewa. Pengabdian rekan-rekan itu sampai ke pelosok-pelosok untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, namun mengalami kejadian seperti ini,’’ ujarnya.
Kata Utami bukan kali ini saja bidan dan petugas kesehatan lainnya mengalami kekerasan, tetapi sudah terjadi beberapa kali. ‘’Rekan sejawat kami ada yang dibunuh, mendapatkan perlakuan kekerasan sampai luka-luka, mengapa petugas kesehatan harus diperlakukan seperti itu, kami mau berontak tapi kepada siapa,’’ tegasnya.
Utami berharap ke depan tidak ada lagi perlakuan kekerasan diterima oleh bidan dan nakes lainnya di Papua. ‘’Kami berharap aparat keamanan dan pemerintah daerah memberikan jaminan keamanan kepada seluruh pekerja kesehatan yang bertugas di Papua,’’ tandasnya.
Jenazah Sri dan suaminya Sertu Eka diterbangkan dari Bandara Wamena menuju Bandara Sentani setelah sebelumnya disemayamkan di Makodim 1702/Jayawijaya.
Jenazah keduanya kemudian dibawa ke Mako Yonir 751 Raider untuk disemayamkan sebelum diterbangkan ke Jawa Timur untuk dimakamkan.
Di Mayonif 751, rekan sejawat Sri Lestari memberikan penghormatan terakhir dengan membacakan puisi perpisahan serta tuntutan agar pada bidan dan tenaga kesehatan yang bertugas di Papua mendapat jaminan keamanan. (al)