Jayapura infopapua.id ,- Piter Everadus Masriat sang kapten yang berhasil membawa timya sukses di PON XX Papua, punya cerita tersendiri bagaimana ia dan teman-temannya bisa meraih medali emas, pria kelahiran Jayapura ini mengaku, mereka melakukan persiapan selama empat tahun mengikuti TC baik didalam maupun luar Papua.
Ada rasa sedih, bahagia juga haru, karena selama masa Training Center (TC) mereka harus meningalkan keluarga, namun karena kemajuan teknologi rasa rindu mereka bisa sedikit terobati. Ia sendiri awalnya tak menyangka akan terplih sebagai pemain futsal Papua bahkan sebagai kapten tim.
“Pada saat pemilihan im inti 14 pemain itu sangat gugup takut nanti tidak dipilih tapi puji tuhan dari hasil kerja keras, latihan kami mewakili PON dan itu sangat bangga sekali, saya tidak membayangkan untuk menjadi kapten tim karena ada teman yang lebih diatas saya atau lebih prfesional, saya sangat bangga dan senang sekali karena pertama kali jadi kapten dan sekaligus di tim besar di PON” kata Masriat.
Pada pertandingan pertama Masriat dan teman-temannya cukup gugup, karena mereka takut kalah dilaga perdana, apalagi kali ini mereka bermain di daerah sendiri, kemenangan adalah hal yang wajib untuk bisa melaju ke final dan keluar sebagai pemenang.
“Pada saat pertandingan pertama itu ada rasa gugup atau takut kalah tapi karena kita semua berjuang dan puji tuhan bisa mendapatkan hasil yang baik, dari penyisihan lanjut ke semi final dank e final kami tak terkalahkan, motivasi saya ingin membawa nama Papua untuk mendapatkan Emas,” ujar Masriat.
Alumni SMA Negeri 4 Jayapura ini mengaku dulunya ia ingin menjadi pemain sepak bola lapangan besar, namun pada saat SMA ia terpilih mengikuti seleksi Futsal untuk mewakili sekolah di ajang Nasional dan akhirnya meraih juara 2 di Bandung, sejak saat ia mulai menekuni Futsak dan sempat bermain untuk Club B-Fore Papua.
Setelah Sukses mempersmbahkan medali emas di PON XX Papua, Masirat memiliki sejumlah harapan, selain tetap tampil di liga Futsal, dan bonus dari Pemerintah Provinsi Papua, ia berharap bisa diberikan pekerjaan oleh Pemerintah, sebab ia tak mungkin selamanya bermain Futsal.
“Harapannya bisa bermain di liga Indonesia, karena saya masih ingin terus kembangkan bakat saya di futsal, selain itu harapan saya dan semua pemain kepemerintah selain dapat bonus mungkin kita bisa dapat kerja juga,” harap Masriat
Masriat juga berpesan bagi adik-adiknya yang akan tampil di PON Aceh dan Sumatera Utara akar dapat fokus dan melakukan hal-hal positif sehingga bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
Daud Arim Pelatih Futsal PON Papua, mengaku penampilan mereka di PON memang diragukan sejumlah pihak, sebab dari sejumlah hasil uji coba mereka tidak cukup memuaskan, latihan ditenggah pandemic membuat mereka hanya melakukan TC di Papua.
“Motivsasi yang saya berikan kepada anak-anak, kita main ditempat kita sendiri, ini momen terbaik kita, harus buktikan itu, kita harus menang, kapan lagi PON di Papua, ini kesempatan terbaik, sebab jika nanti tidak ko tidak main futsal lagi, cerita ini akan selalu ada,”
Ketua Asporv PSSI Papua, Benhur Tomi Mano memberikan apresiasi atas prestasi tim Futsal PON Papua yang berhasil mendulang emas untuk Papua, apalagi di partai final mereka mampu menang atas juara bertahan Jawa Barat.
“Saya sebagai Ketua Asprov PSSI Papua, yang menangani sepak bola putra, putri dan juga futsal. memberikan apresiasi kepada tim Futsal Papua, yang sudah memberikan yang terbaik untuk Papua,” ujar Mano.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari usaha dan kerja keras, dimana proses latihan serta TC yang dilakukan diluar Papua ,dengan mengalakan juara mengalahkan juara bertahan, pada partai final futsal di Kabupaten Timika.
“Ini adalah salah satu prestasi yang luar biasa, yang kita nantikan. dimna PON Jawa Barat kita gagal, namun dedikasi semangat pemain pelati dan menejer kita bisa meraih prestasi dirumah kita sendiri,” pungkas Mano. (**)
Saya pengen bermain futsal seperi kk piter masriat