Jika Corona Terus Naik, Terpaksa Papua Harus Lockdown

Assisten II Setda Provinsi Papua, Muhammad Musaad /Redaksi
banner 468x60

JAYAPURA Infopapuaid,- Pemerintah Provinsi Papua masih mempertibangkan untuk kembali memberlakukan lockdown selama Agustus mendatang. Meski begitu, seperti apa mekanisme lockdownnya nanti masih akan dibahas lebih lanjut.

Assisten II Setda Provinsi Papua, Muhammad Musaad mengakui, penerapan lockdown di Papua ini mulai dipertimbangkan karena pengaruh sejumlah faktor, satu di antaranya yakni trend peningkatan kasus Covid-19.

“Kita mendapat informasi dari semua tim bahwa peningkatan kasus Covid-19 ini karena mobilisasi orang terutama yang masuk dari luar Papua, khususnya melalui pelabuhan laut yang penambahannya cukup tinggi,” kata Musaad, Kamis (15/7/2021).

Ia menambahkan, faktor lain yang menjadi pertimbangan karena pihaknya ingin mancapai target vaksinasi Covid-19 di lima daerah jelang PON XX sesuai perintah Presiden Jokowi. Lima daerah itu meliputi Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, Merauke dan Keerom.

“Mulai akhir Juli hingga akhir Agustus kita akan gencarkan vaksinasi, sedangkan disisi lain kita juga tidak mau ada tambahan kasus baru. Nanti kita mau urus yang mana, tambahan kasus baru atau vaksinasi,” terangnya.

Mengenai mekanisme lockdown, kata Musaad, hal itu masih akan dibahas lebih lanjut. Namun, jika kondisi dikemudian hari ternyata semakin parah, tak menutup kemungkinan makanisme lockdown yang diterapkan akan sama dengan sebelumnya.

“Itu semua masih pilihan. Tapi sekarang ini ada dua daerah Kota Jayapura dan Boven Digoel yang memberlakukan PPKM yang diperketat. Sebenarnya ini tidak ada bedanya dengan PPKM darurat karena semua indikator dan aturan mainnya sama. Jadi semua elemen tingkat bawah harus melakukan pengetatan,” tuturnya.

Musaad pun menyatakan, kondisi ini yang diharapkan bisa disikapi serius oleh Kepala Daerah. Pihaknya juga masih akan membahas bersama mengenai strategi untuk meredam laju peningkatan kasus Covid-19 di wilayah setempat.

“Kalau kasus Covid-19 ini tidak bisa ditangani, maka dengan sangat terpaksa kita harus mengambil langkah yang lebih ekstreme yakni dengan menutup pintu masuk selama satu bulan dan kita gencarkan vaksinasi karena agenda PON harus dilaksanakan,” ujarnya.(Redaksi)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *