ILAGA IP ,- Bupati Puncak Willem Wandik meminta kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) agar dapat memahami Pemerintah yang saat ini tenggah melakukan pembangunan di Puncak, dengan tidak melakukan pembakaran maupun aksi kekerasan di Puncak.
Pasalnya ulah KKB membakar alat berat serta alat telekomunikasi di Puncak, sangat mengangu Pemerintah dalam melakukan pembangunan yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Mohon mengertilah, kita membangun daerah ini tidak main-main, kita tidak bisa membangun dari laut, harus lewat udara, kelompok bersenjata ini tolong mengertilah posisi kita, tidak ada orang lain yang datang membantu kita, kita dipercayakan oleh negara untuk membangun daerah ini,” ujar Bupati Wandik di Jayapura, (22/2/2021).
Bupati menuturkan harga satu buah alat berat di Jayapura harganya lebih murah dibandingkan dengan ongkos pengangkutan ke Puncak karena harus menggunakan akses udara, sehingga jika satu saja alat berat di bakar tentu akan sangat merugikan pemerintah.
“Kami pemerintah yang rugi, kita angkat alat doser, kalau beli di Jayapura, 1,6 M, tapi untuk mengangkut ke puncak 6 M, kita pemerintah rugi juga, kalau alat berat di bakar, kapan kita mau datangkan lagi, di sinak dengan kondisi keuangan yang sekarang, kalian bakar itu gampang, kami yang susah,” tandas Wandik.
Menurutnya kehadiran TNI-Polri di Puncak tidak untuk melakukan operasi mengejar KKB namun untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat, sebab Puncak adalah daerah yang aman.
“ Mohon sekali, TNI-Polri tidak untuk mengejar mereka, hanya berdiam di Puncak dan berjaga-jaga, Puncak itu daerah aman, siapa yang melakukan eksen pasti ada resikonya, kalau tidak ada eksen maka semuanya baik-baik saja,” tukas Bupati.
Ia mengaku keluarga dari anggota KKB yang meninggal dunia dalam kontak tembak dengan aparat di Puncak beberapa waktu lalu, dari pihak keluarga telah menerimanya, dan mengatakan kalu itu adalah sebuah resiko karena bergabung menjadi anggota KKB.
“Situasi saat ini sesuai laporan aman terkendali, yang kemarin meninggal dari keluarga sudah menerima, bahwa itu suatu resiko apabila ingin menjadi kelompok bersenjata, maka resikonya itu, resiko berjuang ujungnnya mati, orang tua keluarga terima bahwa itu resiko,” ungkap Bupati. (redaksi)