JAYAPURA IP ,-Duka masih menyelimuti warga korban kebakaran di kawasan APO kali, Kelurahan Bhayangkara, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, usai kebakaran hebat melanda kawasan tersebut pada Kamis (27/11) siang. Ada yang kehilangan tempat tingal, yang saat kejadian hanya keluar dengan pakaian di badan.
Walikota Jayapura, Benhur Tomi Mano dan Wakil Walikota, Rustan Saru, Jumat (27/11) meninjau warga yang kini berada di lokasi-lokasi pengungsian, ada yang menempati gedung sekolah dan kantor kelurahan.
Walikota meminta warga untuk kuat dan sabar menghadapi musibah yang terjadi, sebab tidak ada yang menghendaki terjadinya musibah kebakaran tersebut. Walikota juga menegaskan Pemkot Jayapua hanya membentuk satu posko untuk melayani warga dan tidak ada posko lain selain posko dari pemerintah.
“Tidak ada posko selain posko induk oleh pemerintah kota, tidak ada posko parpol, organisasi lain, jika ada yang mau menyumbang bisa melalui posko dan akan di umumkan, bahkan akan kita sampaikan kepada Tuhan melalui doa, “ ujar Walikota.
Ia juga meminta Dinas Sosial dan Badan Penangulangan Bencaca agar menyediakan posko bagi warga yang kehilangan tempat tinggal dan memperhatikan kebutuhan pokok makan dan minum mereka selama tujuh hari kedepan.
“Dinas sosial agar menyediakan posko bagi warga yang kehilangan tempat tinggal dan beri makan selama 7 hari kedepan, kepada RT/RW yang ada di lokasi kebakaran agar mendata warga nya dengan baik,” tegas BTM.
BTM juga meningatkan warga agar tetap menggunkan masker dimasa pandemik saat ini, sehingga jangan menimbulkan claster baru di Kota Jayapura. “Agar tetap memakai masker jika keluar rumah,” terangnya.
Ditempat yang sama Wakil Walikota, Rustan Saru, mengimbau seluruh jajaranya agar bersama membantu warga yang mengalami musibah, sebab setiap manusia tidak pernah meengingkan terjadinya kebakaran kebakaran ini.
“Warga yang menjadi korban kebakaran agar dapat melapor dengan baik, saya tidak mau ada yang tidak terdata, dan menimbulkan masalah,” tandasnya.
Yudi salah satu pengungsi mengaku ia kehilangan seluruh harta bendanya hingga tempat tinggal, hanya dokumen penting yang berhasil ia selamatkan, ia tingal dipengungsian karena tidak memiliki keluarga di Jayapura.
“Saya tidak punya keluarga di jayapura, isteri saya lahir besar di APO , hanya dokumen penting yang selamatkan, keluar dengan pakaian di badan, pakaian baru di bagi di sini, dua kali dibagi,” ujar pria yang berprofesi sebagai supir taksi ini.
Ia berharp Pemerintah Kota Jayapura dapat membantu kembali dirinya untuk membangun rumahnya, aga ia dan keluarga bisa kembali tinggal di rumah mereka. “ungkin untuk bangun kembali, supir taksi,
Berbeda dengan Yudi, Titi, warga dikompleks APO, mengaku rumahnya selamat dari insiden kebakaran tersebut, namun sayang harta bendanya habis dijarah oleh oknum-oknum yang tidak bertangungjawab.
“Rumah selamat, tapi harta dijarah habis sama oknum masyarkat, pintu belakang rumah dijebol, laptop, tv dan lainnya hilang. Coba prihatin kah dengan kondisi kami, lagi musibah tapi malah jarah. Bilangnya bantu, tapi jebol pintu dan bawa kabur barang. Tidak lihat kah warga kita ini bagaimana,” sesal Titi.
Titi mengaku saat kejadian berangsung, hanya suaminya yang tinggal untuk menjaga, dan membantu warga yang rumahnya kebakaran, namun ada yang membobol belakang rumah mereka dan berhasil memngambil barang berharga milik mereka.
“Kita keluar rumah, hanya suami yang jaga rumah. Suami su bilang warga bantu tolong warga di depan yang lagi evakuasi barang barang. Ada yang bantu tapi ada yang jebol dari belakang rumah. Mereka bawa kabur lewat gunung,” ujarnya
Sementara itu, penyidik Polsek Jayapura Utara bersama Unit Identifikasi Sat Reskrim Polresta Jayapura Kota telah melakukan olah tempat kejadian perkara kasus kebakaran yang mengahuskan 55 unit rumah, pada Jumat (27/11).
Dari hasil olah tempat kejadian perkara, Kapolresta Jayapura Kota AKBP Gustav R. Urbinas, SH.,S.IK.,M.Pd melalui Kapolsek Jayapura Utara Iptu Hendry M. Bawilling, S.Sos.,MH menjelaskan pihaknya berhasil menemukan barang bukti yang diduga penyebab kebakaran.
“Kami megamankan barang bukti berupa kompor dan tabung gas yang diduga penyebab kebakaran,” ucapnya ketika di wawancarai, Jumat (27/11) pagi.
Selain menemukan barang bukti yang diduga pemicu kebakaran, kata Kapolsek, pihaknya pun telah menemukan titik pertama api muncul dari rumah warga.
“Kami sudah lakukan police line di rumah yang diduga milik Pak Sanuba, dimana pertama kali mengalami kebakaran akibat kebocoran tabung gas elpiji yang kemudian merambat ke bangunan lainnya,” ucapnya.
Kata Iptu Handry, hingga saat ini sudah tiga orang saksi yang dimintai keterangan prihal kasus kebakaran itu, termaksud pemilik rumah yang pertama terbakar.“Saksi sudah tiga orang, dan nantinya kami akan melakukan pengembangan lebih lanjut,” terangnya.
Mantan Kasat Reskrim Polres Kepulauan Yapen ini pun menambahkan total sementara warga yang menjadi korban yang kehilangan tempat tinggal berjumlah 311 jiwa dan sementara waktu di tamping di tenda darurat.
“Data sementara ada sekitar 311 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 89, namun data ini masih akan dilakukan ulang agar falid,” pungkasnya. (redaksi)