JAYAPURA IP,– Polda Papua akhirnya mengungkap aktor dibalik rangkaian kasus kekerasan yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, akhir-akhir ini, adalah Jelek Waker pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Intan Jaya, serangkaian kasus kekerasan yang terjadi di Intan Jaya, adalah ulah Waker dan anak buahnya.
Demikian diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ahmad Mustofa Kamal di Jayapura, Senin (21/9). “Dalam beberapa minggu belakang ini terjadi retetan kasus kekerasan yang dilakukan oleh KKB pimpinan Jelek Waker di Kabupaten Intan Jaya,” ujar Kamal.
Dijelaskan, pada Minggu 20 September 2020 pukul 14.40 WIT, adanya informasi yang beredar di Media Sosial bahwa ada salah satu tokoh agama an. Pdt. Yeremias Zanambani yang dikabarkan meninggal dunia akibat terkena tembak oleh OTK di Kampung Bomba Distrik Hitadipta Kabupaten Intan Jaya.
Mendapatkan informasi tersebut anggota Mapolsek Sugapa bertemu dengan Ketua Klasis GKII Sugapa Pdt. Timotius Miagoni. Dalam pertemuan tersebut Kapolsek Sugapa Ipda Engel Mayor mengatakan bahwa pihak kepolisian ingin memastikan informasi yang beredar di media sosial bahwa Pdt. Yeremias Zanambani terkena tembak dan meninggal dunia.
“Memang dalam beberapa hari belakang ini telah terjadi penembakan terhadap 2 anggota TNI yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata, dimana ke 2 anggota TNI gugur dan 2 warga sipil mengalami luka tembak dan satu luka sabetan parang yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Sehingga kami dari pihak keamanan ingin melakukan komunikasi dengan para tokoh agama untuk lebih berhati-hati dengan situasi yang saat ini terjadi,” kata Ipda Engel Mayor
Ia berhadap agar warga khususnya tokoh agama untuk tidak melakukan aktifitas diluar rumah apalagi pada malam hari mengingat intensitas kekerasan yang dilakukan oleh KKB beberapa hari ini meningkat. Kami berharap tidak ada lagi korban karena apa yang dilakukan oleh kelompok tersebut sudah tidak manusiawi dimana dalam ajaran agama tidak dibenarkan hambanya melakukan tindakan kekerasan sesamanya.
“Kami dari pihak TNI/Polri saat ini sedang meningkatkan kegiatan kepolisian seperti melakukan patroli gabungan dalam rangka mengantisipasi hal hal yang tidak kita inginkan bersama. Kami meminta dukungan dari seluruh warga sehingga kita dapat hidup dengan nyaman tanpa adanya gangguan gangguan dari kelompok-kelompok yang tidak menginginkan daerah kita ini aman, ini menjadi tanggungjawab kita bersama terutama para tokoh agama,” ujarnya
Sementara itu Pdt. Timotius Miagoni, mengakui, beberapa waktu lalu ia mendapatkan kabar dari keluarga di Distrik Hitadipta melalui telepon bahwa Pdt. Yeremia Zanambani tertembak dan meninggal dunia.
“Dari keterangan yang saya dengar saat itu Alm. bersama Istri ke kandang ternak (babi) untuk memberikan makan kemudian istrinya kembali ke rumah di kampung, kemudian sekitar pukul 19. 00 wit, korban tidak kembali ke rumah sehingga istri korban mencari ke kandang ternak yang berada di Kampung Bomba dan melihat korban sudah meninggal dunia,” ujarnya
Miagoni mengaku, hanya bisa menyampaikan hal terseut, karena ia juga belum ke lokasi kejadian.” Karena saya belum ke Kampung tersebut sehingga saya tidak dapat berbicara lebih jauh lagi. Semoga kita semua dapat melakukan Langkah-langkah dalam meredam situasi yang terjadi beberapa hari ini di Kabupaten Sugapa,” katanya
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahmad Musthofa Kamal, SH mengatakan, Dalam retetan kasus tersebut telah jatuh korban baik itu dari anggota TNI dan Warga Sipil yang ada di Kabupaten Intan Jaya. Ini menjadi perhatian banyak pihak bahwa kasus kekerasan yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya merupakan kasus yang kekerasan yang tidak beradap yang dilakukan oleh KKB.
“Perlu diketahui bahwa Distrik Hitadipta Kabupaten Intan Jaya tidak ada personel TNI/Polri, yang ada hanya Pos persiapan Koramil Hitadipta disana. Isu yang beredar bahwa kasus penembakan yang mengakibatkan Pdt. Yeremias Zanambani dilakukan oleh aparat TNI itu tidak benar. KKB melalui Juru Bicaranya saat ini kembali menebar fitnah dengan mengatakan bahwa TNI lah pelaku penembakan. Saat ini KKB sedang mencari momen untuk menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini,” ujarnya
Dijelaskan,rangkaian kejadian beberapa hari ini adalah settingan KKB yang kemudian diputarbalikkan bahwa TNI melakukan penembakan kepada pendeta. Harapan mereka, kejadian ini jadi bahan di Sidang Umum PBB, Polda menghimbau kepada warga masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan sebaran fitnah oleh KKB, khususnya melalui medsos. Fitnah mereka di media sosial, jelas sudah setingan dan rekayasa untuk menghasut masyarakat sekaligus menyudutkan TNI/Polri dan pemerintah menjelang Sidang Uum PBB.
“Anggota kami di lapangan rencana akan melakukan oleh tkp di lokasi kejadian untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kasus penembakan yang dilakukan oleh KKB di Kampung Bomba Distrik Hitadipta Kabupaten Intan Jaya. Ini kami lakukan untuk memastikan kematian Pdt. Yeremias Zanambani,” katanya. (Redaksi)