JAYAPURA IP,- Generasi muda Papua diharapkan untuk bisa merubah main ser pola pikir, agar tidak hanya memfokuskan diri menjadi aparatur sipil negara (ASN), bekerja di PT. Freeport, jadi karyawan BUMN, maupun anggota DPRD,namun dapat berfikir untuk menjadi seorang Entrepreneur untuk menciptakan lapangan kerja baru.
“Anak muda harus merubah main set, tidak hanya berfikir untuk menjadi ASN, kerja di Freeport, maupun karyawan, anak muda harus berfikir menjadi entrepreneur, bagaimana menjadi seorang pengusaha dan menciptakan lapangan kerja,” ujar Asisten II Setda Provinsi Papua, Muhamad Musa’ad, dalam Focus Discosuion Grup (FGD) yang digelar Polda Papua, Rabu (29/7).
Musa’ad mencontohkan dirinya, dimana untuk menjadi Asisten II seperti saat ini membutuhkan proses yang cukup lama, tidak secara instan, namun jika anak muda Papua menjadi seorang pengusaha¸ maka ia bisa mengatur usahanya dengan baik.
Dalam kesempatan tersebut, salah satu pengusaha muda Papua yang bergerak di bidang Copi, Piter Tan, juga menyampakan pengalamannya bagaimana jadi seorang pengusaha di bidang copi, dimana dirinya juga sempat melatih anak asli Papua menjadi seorang barista, namun ada yang berhenti ditengah jalan.
“Saya beberapa waktu kemarin mendapatkan undangn untuk pameran copi diluar negeri, tapi itu saya tolak, karena jika copinya enak dan lagu, nanti ada yang pesan dalam jumlah banyak, sementara saya tidak bisa menyediakan itu, sebab kita belum bisa mengirim copi dalam jumlah banyak apalagi ke luar negeri,” ungkapnya
Dikatakan¸ ia pernah melatih sejumlah masyarakat di kawasan pegunungan untuk menanam copi¸yakni di Wamena dan Lany Jaya, namun ia mengalami kesulitan dalam memberikan pelajaran, karena ada masyarakat yang belum fasih berbahasa daerah.
“Saya pernah ikut pameran copi di Dubai dengan membawa copi dari Papua , dan ada seorang yang membeli semua copi yang sama, katanya kamu punya kopi enak, “ terangnya
Sementara itu, Kapolda Papua, irjen Pol. Paulus Waterpauw , juga mencontohkan bagaimana pemuda di kampung Yoboi, Kabupaten Sentani, yang menjadikan kampung mereka menjadi salah satu destinasi wisata baru ditengah pandemi Covid-19.
“Di kampung Yoboi, anak mudanya begitu kreatif, dengan menciptakan jembatan warna-warni yang akhrinya menjadi objek wisata, dan speed boa pada pelabuhan yang ada di Yahim juga menjadi terbantu, ini juga memberdayakan, padalah mereka hidup di atas laut, tidak ada daratan, luar biasa anak muda mereka,” jelasnya. (Redaksi)