JAYAPURA IP,- Korem 174 ATW, menemukan fakta bahwa berdasarkan hasil investigasi terhadap penyebab tewasnya Oktovianus Warip, warga Kampung Asiki, Distrik Jair, Kabupaten Bovendigul yang diduga dilakukan oleh oknum Personel Satgas Yonif Mekanis 516/CY.
Danrem 174 ATW Merauke¸ Brigjen TNI. Bangun Narwoko, mengungkapkan, berdasarka hasil investigasi yang dilakukan oleh pihaknya, terungkap jika anggota Satgas Yonif Mekanis 516/CY diduga telah melakukan penganiayaan terhadap warga, yang menyebabkan Oktovianus Warip, warga Kampung Asiki, meninggal dunia.
“Kita sudah keluarkan investigasi yang dipimpin oleh Kasrem , untuk hasilnya benar, pelakunya dari 516, namun untuk siapa-siapa ini masih didalami, dan saya yakin tidak akan lolos, sebab masyarakat juga melihat, dan kita akan kroscek terhadap masyarakat, sudah cukup banyak yang diperiksa, namun untuk siapa tersangka utamnya masih menunggu penyelidikan dari POM,” ujar Danrem saat dikonfirmasi via seluler dari Jayapura, Senin (27/7).
Jenderal dengan bintang satu dipundaknya ini menegaskan, tidak akan mentolerir hal tersebut, sebab hukum harus tetap ditegakan, apalagi sampai menghilangkan nyawa orang, bahkan diirnya akan melaporkan ke Pangdam XVII Cenderawasih untuk dilakukan pemecatan bagi anggota yang terbukti melakukan kesalahan.
“Saya tidak mau mentolerir terhadap kejadian ini, hukum harus ditegakan, apalgi ini sampai nyawa orang hilang, bila perlu nanti saya sarankan hukuman tambahannya adalah pemecatan, ini nanti akan saya sampaikan ke bapak pangdam,” tegasnya.
Menurutnya, di zaman sekarang ini prajurit TNI tidak boleh mengedepankan kekerasan dan arogansi, dan pasca kejadian tersebut, dirinya telah memindahan Pos di kampung Asiki ke tanah mereah, dan selanjutnya Danyon Satgas Yonif Mekanis 516/CY yang akan berada di pos tersebut.
“Tidak boleh, prajurit di jaman sekarang apalagi sudah tahun 2020 masih mengendapankan kekerasan, arogansi, pos ini sekarang saya pindah, jadi sekarang yang di situ Danyon, saya tugaskan mereka untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat, terutama warga asli Papua disekitar Pos, mereka harus saing membantu, apapun kegiatan mereka,” tandasnya
Danrem menegaskan, apa yang dilakukan oleh anggota TNI tersebut, adalah bukan merupakan tugas pokok mereka, sebab tugas utama mereka adalah untuk menjaga perbatasan negara, sehingga itu dirinya tidak ambil pusing dengan latar belakang dibalik kejadian tersebut.
“Memang saat kejadian dilatarbelakangi oleh sumber yang tidak jelas, bahwa ada seseorang yang sering melakukan pencurian, namun demikian saya tidak perduli dengan latar belakang itu, pada intinya itu adalah bukan tugas pokok mereka, tugas pokok mereka adalah menjaga wilayah perbatasan negara, apalagi dia melakukan tindakan kekerasan, itu tidak boleh terjadi,
Sebagai Komandan, Danrem menyampaikan permohonan maaf bagi warga atas kejadian tersebut.”Mohon maaf selaku danrem, sebab mereka bertugas di wilayah saya, dan itu menjadi tanggungjawab saya,” terangnya. (Redaksi)