TNI-Polri Tak Lagi Pakai Pendekatan Kekerasan Terhadap KKB, Warga dan ASN Puncak Tak Perlu Takut Beraktivitas

pertemuan pemerintah daerah, TNI/Polri,dan masyarakat, dipimpin oleh Bupati Puncak Willem Wandik, SE. M. Si, di aula Negelar, Ilaga, Rabu, 26 januari.
banner 468x60

ILAGA Ingopapua.id,‐ Ditahun 202922 TNI/Polri yang bertugas di Kabupaten Puncak mukai Tahun 2022, tidak lagi mengedepankan pendekatan militer lagi, kepada warga yang masih bersebelahan ideologi, namun akan lebih menggedepankan pendekatan persuasif, sehingga masyarakat tidak perlu takut beraktivitas di wilayah Kabupaten Puncak.

Hal tersebut terungkap saat pertemuan Pemerintah Kabupaten Puncak dan ASN, TNI/Polri dan masyarat,di Aula Negelar, Ilaga, Rabu, 26 Januari.
Pertemuan tersebut dipimpim oleh Bupati Puncak Willem Wandik, SE. M. Si,serta hadir Kapolres Puncak Kompol I nyoman Punia,S.Sos dan Dandim 1714/PJ Letkol INF.Denny Salurerung, S. Sos,serta Ketua DPRD Puncak Lukius Newegalen,S.IP.


Bupati Puncak Willem wandik, menuturkan dilakukanya pertemuan ini, untuk menyatukan persepsi,semua pihak yang ada di kabupaten Puncak, baik pemerintah daerah, masyarakat, TNI/Polri,bahkan TPM-OPM,agar bersama sama menjaga keamanan di kabupaten Puncak, tanpa ada lagi rasa curiga antara kedua belah pihak, dengan demikian pemerintah bisa membangun dengan baik dan aman, guna mengejar ketertingalan.

Dalam pertemuan tersebut juga disosialisas kebijakan baru dari Kapolri dan Panglima TNI, terkait dengan operasi keamanan di wilayah wilayah yang dianggap rawan, terhadap Kelompok Kriminal bersenjata (KKB),dimana TNI/Polri,lebih akan menggunakan pendekatan persuasif, tidak lagi menggunakan pendekatan militer.

“Jika sebelumnya TNI/Polri menggunakan pendekatan militer, saling kejar, baku tembak, dengan kelompok TPN-OPM,membuat masyarakat trauma, atau di Polri disebut operasi Kemangkawi,kini kebijakan baru sudah turun sekarang lebih pada pendekatan persuasif, jadi masyarakat jangan takut, silahkan beraktifitas seperti biasa, bisa pulang ke rumah, belanja, sekolah, karena kondisi sudah aman, ” ungkapnya.

Bupati mengaku hampir dua tahun sejak akhir 2019 dan 2021,pemerintah tidak bisa maksimal membangun karena wabah virus covid-19 dan kondisi keamanan yang tidak kondusif, banyak program pembangunan tidak jalan.

“Hampir dua tahun kita hadapi dengan banyak masalah, Dampak dari itu, kami tidak bisa buat apa apa di kabupaten Puncak, ” Katanya.

Bupati Wandik berharap agar di tahun 2022 ini, berikan kesempatan kepada pemerintah daerah, untuk membangun kabupaten ini, untuk orang tua, untuk anak dan cucu, generasi Kabupaten Puncak di kemudian hari.

“Peradaban pertama adalah injil masuk, peradaban kedua adalah negara sudah masuk di. Daerah ini, Oleh karena itu kita terima negara untuk Membangun daerah, jaga daerah ini, semua berdoa untuk kami, marikah kita sama sama tanggung jawab, berikan pemahaman kepada masyarakat untuk membangun daerah ini, ” terang Bupati.

Sementara itu, Kapolres Puncak Kompol Nyoman Punia menjelaskan bahwa operasi damai cartens akan lebih mengedepankan pendekatan persuasif, dimakan polisi akan selalu bersama dengan rakyat, polri akan bersama sama dengan masyarakat, untuk KKB b sudah tidak ada kejar-mengejar kagi, selama polisi tidak diganggu, untuk itu masyarakat jangan takut.

“Kami akan selalu bersama rakyat, kami ada beberapa program ke depan, seperti Binmas noken, kami akan ajar masyarakar bertanam, kesehatan, pendidikan, intinya kami akan melindungi rakyat”ungkapnya.

Secara keseluruhan, Kapolres menyampaikan bahwa kondisi kamtimnas beberapa bulan terakhir di Kabupaten Puncak dalam kondisi aman, semua itu karena peran serta dari seluruh masyarakat Puncak.

“marikah kita pertahankan kondisi seperti ini agar aman, sebab keamanan itu modal Utama pembangunan, dengan pembangunan lancar, makanan rakyat Puncak sejahtera, tapi kami jangan ganggu kami, kami ingin datang melayani masyarakat, kami akan ajarkan masyarakat,Tetapi kalau kami diusik, kami pasti tidak tinggal Diam,” Tegasnya.

Senada dengan Kapolres, Dandim 1714 Puncak Jaya Letkol INF. Denny Salurerung,mengatakan anggota TNI yang bertugas di Kabupaten Puncak, juga akan menggunakan pendekatan teritorial, ini terbukti dengan Perubahan satgas yang biasanya disebut satuan pemukul, kini berubah menjadi satuan penugasan kodim,Yang bertugas di daerah yang belum ada kodim.

“Sudah tidak ada saling menyerbu, sesama warga indonesia,kami tetap menganggap saudara kita yang memegang senjata itu karena bersebelangan ideologi, kami akan ajak dan rangkul mereka, untuk sama sama membangun daerah, kami bukan menjadi, ” paparnya.

Kata Dandim, ke depan, jika ada persoalan yang menyangkut keamanan, maka warga masyarakat bisa datang untuk dialog, jangan ragu- ragu atau takut dengan TNI/Polri.

Usai dilakukan sosialisasi sistem pendekatan keamanan, dilanjutkan dengan sesih tanya jawab, dimana dari semua pertanyaan dan saran dari masyarakat, semua sepakat untuk menjaga keamanan demi lancarnya pembangunan di Kabupaten Puncak. (Diskominfo Puncak)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *