JAYAPURA Infopapua.id,- Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) dan dosen pembimbing mengunjungi serta memberikan bantuan buku dan alat tulis serta wireless kepada anak-anak dan warga di Kampung Yoboi, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (20/10).
Para mahasiswa S2 UI itu di antaranya adalah Deden Habibi, Rachmat Gemelizar Debe, Bayu Nurpatria, Arsenius Aji dan Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw serta Roma Megawanti Pasaribu yang didampingi Kepala Bidang Study Pengkajian Ketahanan Nasional UI Dr Simon Laturambe.
Nama Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw dan Roma Megawanti Pasaribu tercatat sebagai mahasiswa reguler aktif S2. Kedua nama ini bukan hal baru di Kampung Yoboi, karena selama menjadi Kapolda Papua dan Ketua Bhayangkari Daerah Papua sudah tiga kali menyambangi kampung wisata itu dan kali ini merupakan yang keempat.
Dr Simon Laturambe selaku dosen dari Universitas Indonesia menyampaikan terima kasih karena rombongannya mendapat sambutan yang hangat oleh warga Kampung Yoboi dengan iringan musik suling tambur.
“Terima kasih kepada bapak dan ibu semua, atas sambutannya dan kami bersyukur dapat berinteraksi langsung dengan bapak ibu warga yyoboi serta dapat melihat langsung destinasi wisata terbaik di Papua, kami sangat bangga,” katanya membuka percakapan kunjungan tersebut.
Ia berharap kedatangan para mahasiswanya di Kampung Yoboi bisa memberikan dampak yang sangat baik untuk pembangunan kedepannya. “Harapan kami, kiranya dapat membantu. Apalagi saat ini kami didampingi oleh Pak Paulus Waterpauw untuk memajukan kampung ini lebih bagus lagi untuk perkembangan wisata nantinya,” kata Simon.
Sementara itu, Roma Megawanti Pasaribu mengaku kagum dan bangga dengan peran pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna di Kampung Yoboi yang bisa memberikan efek positif, yang dari awalnya hanya ingin meremajakan kampung, dengan cat warna-warni, kini malah menjadi kampung wisata.
“Satu hal yang menarik dari Kampung Yoboi ini adalah datang masyarakat terutama kaum mudanya, karena di masa-masa ini banyak yang tunggu dari program pemerintah atau uluran tangan dari luar. Tapi saya dengar dari historinya justeru datang dari Karang Tarunanya yang ingin mempercantik kampungnya,” katanya.
Berkaitan dengan mata kuliah di kampus UI, ungkap Roma bahwa ada pelajaran soal externalitas, baik sisi positif dan negatifnya. “Nah, kebetulan dari kampus ada pelajaran tentang ekonomi pembangunan berkelanjutan, disitu dijelaskan mengenai externalitas, ada positif dan negatif. Nah ini mungkin jadi contoh yang sangat faktual sekali, dimana warganya mengecat kampungnya,” ungkapnya.
Ternyata dari mengecat kampungnya ada dampak externalitas positifnya, dimana kampung ini akhirnya menjadi destinasi wisata, yang mungkin awalnya Karang Tarunanya tidak berpikir hingga kesitu. “Jadi, mungkin tidak berpikir jauh kesana. Ternyata externalitas positifnya kampung ini menjadi tempat pariwisata dan berkembang dan semoga kita menyadari bahkan di banyak negara salah satu pendapatannya dari sektor pariwisatanya,” katanya.
Disisi lain, lanjut Roma, ada externalitas negatif yakni munculnya sampah yang terbawa oleh arus air danau atau angin. ” Tadi saya usulkan kepada Bapak Kepala Kampung Yoboi Zefanya Walli agar ada waring atau jaring yang menyekat sampah tersebut. Termasuk imbauan buang sampah kepada pengunjung agar tetap menjaga kebersihan guna kenyamanan,” tambah Roma.
Kepala Kampung Yoboi, Zefanya Walli mengapresiasi kunjungan dari mahasiswa dan dosen Pascasarjana UI di kampungnya. Karena sudah pasti kajian atau pun penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa itu bisa memberikan efek posting dalam mengkampanyekan Yoboi sebagai kampung wisata.
“Terima kasih kepada Bapak Simon Laturambe dan para mahasiswa dari Universitas Indonesia yang telah peduli berkunjung,” ujarnya.( Redaksi)