JAYAPURA IP,- Ini pesan Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Papua Prof Dr H.R. Partino, M.Pd dalam rapat terbuka senat Universitas Muhammadiyah (UM) Papua dalam rangka wisuda program sarjana ilmu komunikasi yang dilaksanakan di Grand Abe Hotel, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua, Rabu.
“Pertama saya sampaikan terima kasih dan selamat datang kepada Bapak Gubernur, Bapak Ketua Majlis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah (via daring), Kepala LLDIKTI XIV Wilayah Papua dan Papua Barat, serta semua tamu undangan dalam Rapat Terbuka Senat Universitas Muhammadiyah Papua dalam rangka Wisuda Program Sarjana. Untuk Pertama kalinya setelah perubahan bentuk dari STIKOM menjadi Universitas Muhammadiyah Papua,” katanya membuka sambutan.
Kepada Gubernur Papua Lukas Enembe yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Otsus Tri Warno Purnomo SSTP, M.Si dan tamu undangan, ingin disampaikan bahwa Universitas Muhammadiyah Papua (UM Papua secara resmi berdiri dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 937/M/2020 Tanggal 6 Oktober 2020 ; UM Papua merupakan Perubahan Bentuk dari Sekolah Tinggi Komunikasi (STIKOM) Muhammadiyah Jayapura yang berdiri sejak tahun 2001.
“Total wisudawan-wisudawati pada Wisuda Perdana UM Papua program sarjana berjumlah 74 orang, terdiri dari laki-laki sebanyak 54 orang dan perempuan sebanyak 20 orang,” ujarnya.
UM Papua sekarang ini baru mewisuda lulusan dari Program Studi Ilmu Komunikasi. Program studi lainnya, in syaa Allah akan diwisuda pada tahun 2024. “UM Papua sangat bangga dapat mewisuda saudara-saudari pada hari ini. Hari ini saudara-saudara diwisuda, besuk dan lusa saudara-saudara adalah pemimpin-pemimpin Papua dan Papua Barat, bahkan menjadi pemimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada kurun waktu 10-15 tahun yang akan datang, saudara-saudara akan menjadi orang-orang penting di tanah ini,” katanya.
Khusus kepada semua orangtua, bapa-bapa dan mama-mama dari wisudawan-wisudawati yang hadir pada wisuda ini, sebagai Rektor UM Papua, Prof Partino menyampaikan atas nama civitas akademika UM Papua, memberikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada orang tua yang mempercayakan pada UM Papua untuk mendidik putra dan putri tersebut menjadi sarjana-sarjana pemimpin bangsa.
“Penting untuk saya informasikan, bahwa Muhammadiyah lahir pada tahun 1912, dengan tokohnya K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta, jauh sebelum Indonesia Merdeka tahun 1945. Tiga pilar pergerakan Muhammadiyah adalah Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Dakwah,” sebutnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah dari TK, SD, SMP, MTs, SMA, MA, SMK dan Perguruan Tinggi. Sampai saat ini lebih dari 170 perguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia, dan salah satunya adalah Universitas Muhammadiyah Papua.
“Saya menegaskan, kehadiran UM Papua atau secara umum Muhammadiyah di tanah ini, bukan untuk me-Muhammadiyah-kan anak-anak kita, bukan untuk meng-Islamkan anak-anak kita, tetapi untuk mendidik dan mencerdaskan anak-anak kita generasi Harapan Papua Masa Depan,” katanya.
Hingga kini, ungkap dia, jumlah mahasiswa UM Papua sebanyak 1.372 mahasiswa dengan 95 persen adalah putra putri asli Papua dan beragama non Muslim. Kehidupan di kampus berjalan dengan penuh rasa kekeluargaan dan persaudaraan, dengan tingkat toleransi yang tinggi, tanpa terjadi gesekan dan ketersinggungan yang berkaitan dengan SARA.
“Kami pun bangga bahwa banyak pemimpin-pemimpin di tanah ini seperti Walikota Jayapura, Bupati Jayapura, Wakil Gubernur Papua Barat, para kepala Dinas, Dokter dan tenaga medis, TNI POLRI, Insan Pers, Tokoh Agama, serta masih banyak pejabat penting lainnya yang terlahir dari Rahim Pendidikan Muhammadiyah,” katanya.
Ia merincikan bahwa UM Papua memiliki tujuh program studi dengan jenjang sarjana. Program Studi dimaksud adalah:
Hukum
Ilmu Komputer
Ilmu Komunikasi
Ilmu Lingkungan
Kewirausahaan
Psikologi
Kehumasan (Proses perubahan dari Diploma 3 menjadi Program Sarjana Terapan)
“Jika migrasi data dari STIKOM Muhammadiyah Jayapura ke UM Papua telah selesai, direncanakan pembukaan Program Magister (S2) Ilmu Komunikasi. Mohon doa para hadirin semua,” pintanya.
Mengenai tenaga dosen, kata dia, saat ini berjumlah 60 orang, terdiri dari 1 Guru Besar, 9 doktor, dan 51 Magister. Pada tahun 2020 seorang dosen melanjutkan pendidikan doktor di Universitas Muhammadiyah Malang, tahun 2021 ini direncanakan 3 orang berangkat studi doktor di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Mulai tahun 2022 -2027 saya berharap tiap tahun dapat memberangkatkan 6 orang untuk Studi lanjut Program Doktor, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
“Dengan demikian pada tahun 2027, UM Papua akan memiliki 20 dosen berpendidikan doktor. Pada tahun 2027 itu pula, diharapkan UM Papua akan memiliki 4 dosen yang mencapai jabatan Guru Besar (Profesor), jabatan akademik tertinggi dan ini merupakan jabatan paling bergensi di perguruan tinggi,” katanya.
UM Papua, lanjut dia, memiliki gedung berlantai dua dengan 14 ruangan, bulan Mei akan dilanjutkan untuk pembagunan lantai tiga dengan tujuh ruangan. Sementara ini UM Papua mendapat hibah pembangunan Rusunawa berlantai tiga yang terdiri dari 43 ruangan. Rusunawa ini dibagun untuk mensukseskan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2021 di Papua, yakni sebagai asrama Official dan atlit. Rusunawa dibagun di lahan Kampung Holtekamp Distrik Muaratami. UM Papua telah menyiapkan untuk Kampus Terpadu di Koya Barat seluas 11 hektar.
UM Papua lahir sebagai ihtiar untuk mencerdaskan bangsa di Tanah Papua ini, membantu dan bersinergi dengan pemerintah baik pusat maupun daerah. “Oleh karena itu harapan besar kami juga bahwa pemerintah baik pusat maupun daerah dapat turut andil dalam mengembangkan dan membesarkan UM Papua sehingga kelak akan menjadi Universitas Berkelas Dunia yang berada di Tanah Papua, yang akan menjadi kebanggaan kita bersama,” katanya.
Dalam wisuda angkatan pertama itu nampak hadir sejumlah tamu undangan, di antaranya Ketua Majlis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah,
Kepala LLDIKTI XIV Papua dan Papua Barat, Ketua BPH Universitas Muhammadiyah Papua, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Papua,
Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Papua dan Ketua-ketua Organisasi Otonom Wilayah Muhammadiyah dan Wilayah Aisyiyah Papua. (Redaksi)